Data Ekonomi Mengecewakan, Rupiah pun Lemah

Aria W. Yudhistira
6 Agustus 2015, 16:38
Katadata
KATADATA
Nilai rupiah pada perdagangan hari ini menembus angka Rp 13.500 yang merupakan titik tertinggi sejak krisis 1998.

Sementara dari faktor eksternal, Rully melihat ada peluang bagi rupiah untuk menguat. Terutama jika ada kepastian atas kenaikan suku bunga AS. ?Kecuali kalau meleset,? kata dia. ?Tapi pasar kanjuga lihat bagaimana realisasi belanja pemerintah.? (Baca: Pertumbuhan Ekonomi RI Sulit Tembus 5 Persen)

Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai, angka pertumbuhan ekonomi semester I yang hanya 4,7 persen menunjukkan pemerintah akan sulit mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada tahun ini. ?Angka ini mengonfirmasi perlambatan pertumbuhan Indonesia dibandingkan tahun sebelumnya,? tutur dia.

Gubernur BI Agus Martowardojo sebelumnya mengatakan, nilai tukar rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang lainnya di ASEAN. Sejak awal bulan ini, dia mencatat rupiah melemah di bawah 1 persen. Sedangkan dolar Singapura dan ringgit Malaysia melemah lebih dari 1 persen. Hal ini menunjukan fundamental ekonomi Indonesia masih baik. (Baca: Pemerintah Turunkan Lagi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jadi 5 Persen)

Dia menyebutkan, sejak awal tahun rupiah melemah 8 persen sedangkan mata uang lainnya rata-rata melemah 10 persen hingga 15 persen. Menurut dia, hal ini karena ada perbaikan di sisi domestik yakni inflasi yang menurun dan defisit transaksi berjalan atau current account deficit diperkirakan  di bawah 2,3 persen pada kuartal II-2015. (Baca: Rumor The Fed Tekan Rupiah)

 Pelemahan yang terjadi ini, kata dia, lebih banyak disebabkan oleh ketidakpastian kenaikan Fed Rate. Membaiknya ekonomi AS, memberi indikasi Fed Rate akan naik di semester II. Rupiah juga terpengaruh melambatnya ekonomi Cina. Jika dari 1990 hingga 2010 yang mampu tumbuh di atas 10 persen, pada tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 6,8 persen.

Dari sisi domestik, ia mengakui ada kekhawatiran pasar bahwa ekonomi Indonesia akan melambat. Belanja pemerintah pun belum juga meningkat. Padahal, investasi pemerintah menjadi satu-satunya harapan di tengah turunnya harga komoditas. 

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...