Gubernur BI Tak Khawatirkan Krisis Jerman

Image title
Oleh
16 Oktober 2014, 20:39
Agus Martowardodjo
Donang Wahyu|KATADATA
KATADATA | Donang Wahyu

Namun, kata Agus meskipun Jerman tidak terlalu mempengaruhi neraca perdagangan, tetap saja neraca perdagangan memang mengalami tekanan, terutama harga  minyak sawit (crude palm oil/CPO). sejak awal tahun harga terus mengalami penurunan hingga 25 persen, pada Januari 2014 harga CPO mencapai US$ 920 per ton, dan Agustus ini turun menjadi US$ 726 per ton. (Baca: Target Ekspor Akan Direvisi Lagi karena Jerman Terancam Krisis)

Belum lagi kata Agus, penurunan ekspor diikuti dengan meningkatnya impor, terutama impor bahan bakar minyak (BBM). Hal itu perlu mendapatkan perhatian untuk memperbaiki kinerja neraca perdagangan. Ekspor manufaktur yang membaik sejak awal tahun, belum bisa menutupi besarnya impor BBM.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengakui kinerja ekspor pada Agustus tahun ini berbeda dari biasanya. Tren ekspor biasanya meningkat pada bulan Agustus, tapi tahun ini malah turun. Sebaliknya, pada kuartal III kinerja impor biasanya rendah, saat ini justru meningkat.

Agus belum bisa menghitung defisit neraca perdagangan hingga akhir tahun, menurutnya BI terlebih dahulu akan memperhatikan kebijakan pemerintah baru November mendatang yanga akan melakukan penyesuaian harga BBM atau tidak. Tahun 2013 defisit neraca perdagangan mencapai Us$ 4 miliar. "Tetap masih defisit (neraca perdagangan) tapi kami harapkan lebih baik dibanding tahun lalu," tuturnya. 

BI memperkirakan defisit transaksi berjalan ada dikisaran 3,1 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih kecil dibandingkan defisit transaski berjalan tahun sebelumnya yang mencapai 3,26 persen dari PDB.

Halaman:
Reporter: Redaksi
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...