Pertamina: Pemerintah Punya Dua Opsi Ubah Kuota BBM

Image title
Oleh
5 September 2014, 10:15
No image
KATADATA | Donang Wahyu

Berdasarkan data sementara Pertamina, hingga 31 Juli 2014 realisasi konsumsi BBM bersubsidi jenis solar sudah mencapai 9,12 kiloliter atau sekitar 60 persen dari kuota. Sedangkan realisasi konsumsi BBM bersubsidi jenis premium mencapai 17,08 juta kiloliter atau 58 persen dari kuota.

Dengan kondisi tersebut, bagi Pertamina hanya ada dua pilihan. Pertama, menyalurkan BBM bersubsidi secara normal dengan konsekuensi kuota BBM bersubsidi habis sebelum akhir tahun, yaitu pertengahan November untuk Solar dan pertengahan Desember untuk Premium. Selanjutnya masyarakat harus membeli BBM non subsidi hingga akhir tahun. Kedua, mengatur volume penyaluran setiap harinya sehingga kuota BBM bersubsidi bisa cukup hingga akhir tahun.

"Kalau tidak ada pengetatan penyaluran (BBM subsidi), kuota 46 juta kiloliter sampai akhir tahun, saya rasa tidak akan bisa," ujar Suhartoko.

Beberapa waktu lalu, Pertamina memilih pilihan kedua, dengan mengurangi penyaluran BBM bersubsidi pada setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sebesar 5-10 persen setiap hari. Namun, hal ini berdampak adanya antrean panjang di sejumlah SPBU.

Akhirnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung menginstruksikan agar Pertamina menghentikan pengaturan volume penyaluran dan menormalkannya. Saat itu, Chairul Tanjung menjamin, bahwa pemerintah akan bertanggung jawab jika penyaluran BBM bersubsidi melebihi kuota.

Atas dasar inilah, Pertamina masih menunggu langkah penyelesaian dari pemerintah, dan tidak mau menanggung risiko jika kuota jebol. Masalahnya, pemerintahan saat ini akan berakhir bulan Oktober, sedangkan kuota BBM bersubsidi diperkirakan akan habis satu bulan setelahnya.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...