BI: Penurunan Harga Minyak Dunia Positif ke Ekonomi RI

Agatha Olivia Victoria
22 April 2020, 17:59
harga minyak, bank indonesia, harga minyak anjlok, neraca perdagangan, neraca pembayaran
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut defisit neraca perdagangan migas otomatis akan berkurang imbas penurunan harga minyak.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan memperkirakan defisit APBN makin melebar, jika level harga rata-rata minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price terus menurun.

"Jika rata-rata setahun ICP terus turun ke level US$ 30,9 per barel, defisit APBN diperkirakan bertambah Rp 12,2 triliun," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu dalam keterangan resmi, Rabu (22/4).

Perubahan ICP akan berdampak signifikan terhadap APBN. Adapun saat ini, asumsi harga ICP dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2020 tentang perubahan alokasi APBN 2020 adalah US$ 38 per barel. Adapun harga ICP masih sedikit di atas harga minyak Brent.

(Baca: Ambruknya Harga Minyak yang Menambah Beban Ekonomi RI)

Sejak awal tahun, harga minyak dunia terus menurun, antara lain akibat aktivitas ekonomi global yang terdampak pandemi virus corona. Permintaan global yang semakin turun, ditambah dengan sentimen negatif dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global, membuat harga minyak jenis Brent dan West Texas Intermediate (WTI) terus turun.

Minyak jenis WTI pada Senin (20/4) mencatatkan rekor terburuk sepanjang sejarah, yakni berada di level minus US$ 37 per barel. Produsen minyak dilaporkan memilih memberikan stok minyak, karena kapasitas penyimpanan terbatas.

Meski demikian, kondisi ini diperkirakan berdampak secara jangka pendek mengingat harga jual WTI untuk kontrak pengiriman Juni 2020 masih berkisar pada US$ 20 per barel.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...