PSBB Meluas, Sri Mulyani Antisipasi Ekonomi Jatuh Makin Dalam
"Kalau hanya di rumah mereka tidak mungkin akan konsumsi hingga Rp 5 ribu triliun sehingga dampak di kuartal II akan berat sekali," tutupnya.
Sepanjang kuartal I 2020, kontraksi terdalam terjadi pada konsumsi pakaian dan alas kaki, serta transportasi, masing-masing tercatat -3,29% dan -1,81%. Sedangkan, konsumsi restoran dan hotel juga jeblok, meski tidak minus, yakni dari 5,64% menjadi 2,39%.
(Baca: BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi pada Kuartal II 2020 Sebesar 0,4%)
Meski demikian, komponen konsumsi kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman di luar restoran masih cukup terjaga tumbuh di 5,1%. Bahkan, konsumsi kesehatan dan pendidikan justru menunjukkan peningkatan hingga 7,85%.
Selanjutnya, konsumsi perumahan & perlengkapan rumah tangga juga berhasil tumbuh 4,47%. Konsumsi barang lainnya tumbuh 3,65%.
Selain konsumsi, beberapa komponen pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran juga melambat. Investasi atau pembentukan modal tetap bruto melambat dari 5,03% menjadi 1,7%, dan konsumsi pemerintah dari 5,22% menjadi 3,74%.
Konsumsi LNPRT terkontraksi sebesar 4,91% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Padahal, pada kuartal I 2019, komponen ini tumbuh 16,96%. Sementara ekspor dan impor juga tercatat terkontraksi masing-masing -1,58% dan -2,19%.