Harga Beras hingga Emas Perhiasan Turun, Inflasi Juni Diprediksi 0,02%
Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Juni pada siang, hari ini (1/7). Inflasi bulan lalu diperkirakan lebih rendah dibandingkan Mei, karena harga beberapa komoditas turun.
"Secara bulanan, inflasi diprediksi sekitar 0,02%," ujar Kepala Ekonom Bank negara Indonesia (BRI) Ryan Kiryanto kepada Katadata.co.id, Rabu (1/7).
Dengan demikian, inflasi secara tahunan diperkirakan 1,79%. Sedangkan secara tahun kalender diramal 0,93%.
Ryan memperkirakan, komoditas bahan pokok seperti telur dan daging ayam menyebabkan inflasi. Sedangkan bahan pangan seperti beras, daging sapi, bawang putih, cabai merah, gula pasir, dan jeruk diproyeksi mendorong deflasi.
(Baca: Harga Bawang Putih hingga Emas Turun, BI Ramal Juni Deflasi 0,01%)
Harga emas perhiasan dan tarif angkutan udara pada Juni pun diperkirakan turun. Oleh karena itu, ia memperkirakan inflasi bulan lalu lebih rendah ketimbang Mei.
Angkutan penerbangan, kereta api dan bus memang sudah diizinkan beroperasi kembali. Namun, jumlah penumpang yang bepergian tidak sebanyak sebelum adanya pandemi corona.
Oleh karena itu, beroperasinya layanan transportasi diperkirakan belum akan berdampak terhadap perekonomian, termasuk inflasi pada Juni.
"Kemampuan berbelanja masyarakat juga semakin terbatas, karena penghasilan menurun imbas ditutupnya tempat usaha. Selain itu, karena bertambahnya jumlah karyawan yang kehilangan pekerjaan," kata dia.
(Baca: Kemendag Jelaskan Penyebab Harga Tiga Komoditas Pangan Masih Tinggi)
Ekonom Permata Bank Josua Pardede pun memperkirakan inflasi Juni hanya 0,02%. Ini disebabkan oleh beberapa kelompok harga bergejolak (volatile food) yang terindikasi menurun.
Harga beras misalnya, diperkirakan turun 0,42%. Lalu, daging sapi diprediksi menurun 0,75%, bawang putih 18,2%, cabai merah 1,99%, cabai rawit 1,88%, minyak goreng 0,55%, dan gula pasir 6,34%.
"Tren penurunan sebagian harga komoditas pangan tersebut menunjukkan koordinasi pengendalian inflasi di tingkat nasional dan daerah cenderung baik di tengah pandemi Covid-19," ujar Josua kepada Katadata.co.id.
Sedangkan komoditas pangan yang harganya diramal naik, yakni daging ayam 14,74% dan telurnya 4,11%. (Baca: Harga Gula Petani Diramal Tertekan Imbas Panen dan Masuknya Gula Impor)
Josua juga memperkirakan inflasi inti masih akan rendah, dengan laju pertumbuhan 2,35%. Ini dipengaruhi oleh inflasi dari sisi permintaan yang cenderung rendah dan penurunan harga emas perhiasan sepanjang Juni mencapai 0,33%.
"Inflasi sisi permintaan yang rendah tersebut juga dipengaruhi oleh lemahnya demand di tengah turunnya daya beli konsumen," katanya. (Baca: Harga Ayam Hingga Bawang Merah Naik, BI Ramal Inflasi Juni 0,02%)