Ekonomi Lesu, Neraca Dagang Agustus Diramal Surplus karena Impor Turun

Agatha Olivia Victoria
14 September 2020, 19:18
neraca perdagangan, surplus perdagangan, ekspor dan impor
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Ilustrasi. Kinerja impor diperkirakan memburuk, sedangkan ekspor membaik pada Agustus.

Para pelaku usaha masih pesimis dengan permintaan produk mereka meskipun kegiatan manufaktur Indonesia mencatat ekspansi pada bulan Agustus. "Peningkatan permintaan terutama didorong oleh pasar domestik, sementara permintaan eksternal tetap lemah," katanya. 

Di sisi lain, menurut dia, kinerja ekspor akan tumbuh 4% seiring pemulihan ekonomi global. Namun, kenaikan ekspor tertahan oleh  penurunan harga komoditas. Harga minyak WTI dan Brent turun rata-rata tidak kurang dari 20% secara tahunan sepanjang Agustus.

Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menjelaskan, ekspor bulan lalu yang diperkirakan meningkat didorong oleh permintaan negara tujuan ekspor seperti Tiongkok dan ASEAN, terutama untuk kendaraan bermotor, pakaian, dan CPO.

Di sisi lain, ia memperkirakan impor akan tumbuh didorong oleh aktivitas manufaktur dalam negeri akibat meningkatnya permintaan domestik yang tergambar dalam data PMI. Kendati demikian, pertumbuhan ekspor akan lebih tinggi dibandingkan impor sehingga neraca dagang pada bulan lalu tetap tercatat surplus.

BPS mencatat neraca perdagangan pada Juli surplus sebesar US$ 3,26 miliar, melonjak dibandingkan bulan sebelumnya US$ 1,27 miliar. Kenaikan surplus neraca perdagangan seiring ekspor yang menanjak dan impor yang turun dibandingkan bulan sebelumnya. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...