Stimulus BI untuk Atasi Pandemi Rp 682 T, Terbesar di Emerging Market

Agustiyanti
3 Desember 2020, 14:47
bank indonesia, perbankan, pelonggaran kuantitatif
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. BI telah menggelontorkan stimulus mencapai 4,4% dari PDB.

Perry menegaskan kebijakan burden sharing merupakan bagian dari komitmen BI untuk mendukung pemulihan ekonomi meski berdampak besar pada keuangan bank sentral tahun depan dan tahun-tahun ke depan.

Bank sentral juga memastikan kebijakan makroprudensial juga akan tetap akomodatif, Rasio countercyclical buffer dipertahankan 0%, Rasio Intermediasi Makroprudensil sebesar 84% hingga 94%, rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial sebesar 6%, pelonggaran LTV dan uang muka, serta insentif untuk mendorong UMKM dan ekspor.

"Untuk mendorong UMKM,BI akan mengeluarkan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial, memberikan insentif bagi bank yang mendorong UMKM dan sektor prioritas, serta pengembangan sekuritisasi kredit UMKM," katanya.

Kepala Ekonom BCA David Sumual sebelumnya menjelaskan, kebijakan moneter hanya berfungsi untuk menggiring perekonomian.  Dorongan terhadap perekonomian akan lebih besar dengan pemberian stimulus fiskal. "Sehingga perlu dioptimalisasi lagi di tahun depan," kata David pertengahan bulan lalu.

David memperkirakan, tansmisi penurunan bunga kredit masih akan berlanjut hingga tahun depan. Hal ini seiring dengan kondisi ekonomi yang diharapkan membaik sehingga risiko kredit pun dapat menurun. Kendati demikian, menurut dia, ruang BI untuk kembali memangkas suku bunga acuan ke depan sangat terbatas.

"Ruang penurunan sudah sangat terbatas karena inflasi pada tahun depan berpotensi meningkat seiring ekonomi yang mulai pulih," katanya.

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...