Momen Natal dan Tahun Baru Dprediksi Kerek Penjualan Retail

Agatha Olivia Victoria
10 Desember 2020, 12:56
penjualan retail, penjualan eceran, bank indonesia
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Ilustrasi. Penjualan retail diperkirakan meningkat menjelang Hari Raya Natal dan akhir tahun.

Survei Bank Indonesia memperkirakan kinerja penjualan retail membaik pada November 2020. Perbaikan tersebut didorong oleh persiapan menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan ,indikasi perbaikan penjualan retail tercermin dari Indeks Penjualan Ril yang diramal sebesar 182,7, tumbuh dengan kontraksi yang jauh mengecil 0,4% dari sebelumnya 5,3% pada Oktober 2020.

"Perkiraan peningkatan penjualan terutama didorong oleh kenaikan penjualan kelompok suku cadang dan aksesoris serta subkelompok sandang yang tercatat tumbuh positif masing-masing 2,4% dan 4,8%," tulis Erwin dalam keterangan resminya, Kamis (10/12).

Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau terindikasi mengalami perbaikan meski masih tercatat kontraksi sebesar 0,5% dari sebelumnya 5,35%. Perbaikan terutama pada subkelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman dan tembakau.

Kendati demikian, penjualan retail pada November 2020 diperkirakan mengalami kontraksi yang mendalam sebesar 15,7% secara tahunan, turun dari bulan sebelumnya 14,9%. Sementara kinerja pada September 2020 sebelumnya terpantau sedikit menguat meski negatif 8,7%.

Kondisi tersebut disebabkan terutama oleh penurunan penjualan kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi yang negatif 34%.

Penjualan retail pada November 2020 diperkirakan menurun dengan kontraksi terdalam di Semarang, Bandung, dan Denpasar masing-masing 29,8%, 29,2%, dan 31,7%. Sementara itu, penjualan eceran di kota Manado, Surabaya, dan Makassar masih mencatat kinerja positif dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 7,9%, 7,5%, dan 1,6%.

Responden memperkirakan penjualan retail pada tiga bulan ke depan yaitu bulan Januari 2021 menurun, sedangkan  pada enam bulan ke depan yaitu April 2021 diperkirakan meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi

Penjualan tiga bulan mendatang sebesar 151,6 atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 157,2. Sebagian besar responden menyatakan bahwa penurunan penjualan pada tiga bulan mendatang disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat khususnya normalisasi usai Hari Raya Natal dan libur akhir tahun.

Adapun IEP enam bulan mendatang sebesar 160,5 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 159,4. Kenaikan disebabkan oleh peningkatan permintaan masyarakat saat bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Dari sisi harga, responden survei memperkirakan tekanan inflasi pada tiga bulan mendatang akan menurun, tetapi meningkat pada enam bulan ke depan. Indikasi peningkatan harga pada Januari 2021 tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum tiga bulan yang akan datang sebesar 139,8, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 142,5.

Responden memperkirakan penurunan harga pada Januari 2021 disebabkan oleh pasokan barang yang berlebih, distribusi barang yang diprakirakan lancar, penurunan biaya tenaga kerja seiring dengan kebijakan Upah Minimum Provinsi yang relatif tetap, disertai telah berlalunya Hari Raya Natal.

Sementara itu, IEH enam bulan yang akan datang sebesar 163,9, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 160. Responden memperkirakan peningkatan harga pada enam bulan mendatang disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku, serta masuknya bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri yang mendorong kenaikan harga.

Ekonom Senior Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet menjelaskan bahwa  ada tren peningkatan belanja di luar kebutuhan primer saat ini. "Hanya saja, kenaikannya  relatif kecil," ujar Yusuf kepada Katadata.co.id, Kamis (10/12).

Secara spasial, perbaikan penjualan eceran juga belum terdistribusi secara merata. Beberapa kota besar di Indonesia seperti Bandung, Semarang, ataupun Denpasar diproyeksikan mengalami kontraksi pertumbuhan penjualan eceran.

Maka dari itu, Yusuf menuturkan bahwa survei penjualan riil tersebut bisa mengindikasikan kemungkinan pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih berada di level negatif pada kuartal keempat 2020. Dengan demikian, perbaikan akan cenderung tipis dibandingkan kuartal ketiga.

Tren penjualan eceran membaik sejak Juli, tetapi masih terus berada dalam fase kontraksi jika dibandingkan tahun lalu. 

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...