Rupiah Loyo ke 13.917/US$ Tertekan Rencana Pengetatan PSBB Jawa-Bali

Agatha Olivia Victoria
7 Januari 2021, 10:14
rupiah, psbb, pengetatan jawa bali, pandemi corona
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Ilustrasi. Rupiah melemah terhadap dolar AS bersama mayoritas mata uang Asia.

Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS melemah 0,05% ke level 89,48. Namun, mata uang Negeri Paman Sam masih terlihat menguat terhadap mata uang utama seperti euro, pound Inggris, dolar Australia, dan franc Swiss.

Dengan sentimen tersebut, ia memperkirakan nilai tukar rupiah masih bisa menguat meski terbatas. Potensi pergerakan berada di level Rp 13.850-13.950 per dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji turut memproyeksikan adanya potensi apresiasi rupiah terhadap dolar AS. "Kemungkinan di antara Rp 13.860-13.940 per dolar AS," kata Nafan kepada Katadata.co.id.

Ramalan peningkatan kinerja data cadangan devisa RI yang dirilis besok akan memberikan katalis positif bagi rupiah. Sementara berbagai proyeksi terkait dengan data makroekonomi AS seperti meningkatnya US Unemployment Claims serta terkoreksinya ISM Services PMI akan memberikan tekanan bagi dolar AS terhadap berbagai mata uang lainnya.

 Sebelumnya,  Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2020 sebesar US$ 133,6 miliar, relatif sama dengan akhir bulan sebelumnya yaitu US$ 133,7 miliar. Perkembangan itu terutama dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, penerimaan pajak dan devisa migas, serta pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,9 bulan impor atau 9,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. "Posisi tersebut juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," tulis Erwin dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (7/12).

Bank sentral menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...