Chatib Basri: RI Harus Pulih dari Pandemi Lebih Cepat Dibandingkan AS

Agatha Olivia Victoria
29 Januari 2021, 15:39
chatib basri, amerika serikat, pandemi Covid-19
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ekonom Chatib Basri mengingatkan risiko pembalikan modal jika ekonomi negara maju pulih lebih cepat dari Indonesia.

Penguatan nilai tukar rupiah berpotensi berlanjut seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued. Hal ini didukung oleh defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang terjaga, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, premi risiko Indonesia yang menurun, serta likuiditas global yang besar. 

Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam berpendapat bahwa Indonesia memang harus pulih secepatnya dari pandemi. Struktur ekonomi RI yang lebih ditentukan oleh konsumsi dan investasi membuka peluang untuk pemulihan lebih cepat dibandingkan negara lain jika pandemi Covid-19 berakhir. 

Saat pandemi berakhir, konsumsi masyarakat akan lebih dahulu meningkat dan mendorong bangkitnya perekonomian. Konsumsi yang meningkat juga akan memicu investasi sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kondisi tersebut, sambung Piter, berbeda dengan negara maju yang pemulihannya cenderung lambat karena struktur ekonominya lebih kompleks dan sangat bergantung kepada ekspor. Ini artinya, mereka membutuhkan permintaan dari perekonomian global. "Kalau sampai kita lebih lambat pulih dari negara maju, termasuk AS berarti ada yang salah dalam kebijakan pemulihan ekonomi kita," kata Piter kepada Katadata.co.id, Jumat (29/1).

Badan Pusat Statistik melaporkan struktur produk domestik bruto RI dari sisi pengeluaran yakni 88,4% berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi pada kuartal ketiga 2020. Sementara, konsumsi pemerintah sumbangannya 9,76% dan sisanya merupakan komponen lain.

 

Amerika Serikat saat ini menjadi negara dengan jumlah kasus terbesar di dunia mencapai 26,34 juta dan kematian 443 ribu orang berdasarkan data worldometer.com hingga Jumat (29/1). Sementara itu, jumlah kasus di Indonesia telah menembus 1 juta dan jumlah kematian 29 ribu orang.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...