Rupiah Anjlok Tertekan Sentimen Kenaikan Indeks Manufaktur AS

Agatha Olivia Victoria
2 Maret 2021, 09:27
rupiah, dolar as, nilai tukar, pandemi corona
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.
Ilustrasi. Rupiah anjlok akibat penguatan dolar AS seiring sentimen kenaikan indeks manufaktur Negeri Paman Sam.

Dengan adanya data tersebut, Faisyal menilai bahwa pandangan pasar semakin kuat kalau ekonomi AS mulai berada di jalan pemulihan. "Ini terus memicu pasar memburu mata uang negara tersebut," ujar dia.

Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS naik 0,1% ke level 91.13. Adapun dia memperkirakan rupiah berpotensi bergerak di antara Rp 14.170-14.300 per dolar AS.

 Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menyampaikan bahwa dolar AS cenderung menguat terhadap beberapa mata uang negara maju lainnya, seperti pound Inggris dan euro tetapi melemah terhadap mata uang berbasis komoditas seperti dolar Australia. Kemarin, Senat AS setuju untuk membahas aturan stimulus pada pekan ini, setelah DPR sepakat meloloskan aturan tersebut pada hari Sabtu (27/2).

"Optimisme terkait stimulus dan data aktivitas manufaktur mendorong sentimen di pasar saham global," kata Josua kepada Katadata.co.id.

Penguatan dolar AS pun, lanjut dia, menyebabkan rupiah melemah meskipun tidak sedalam pelemahan pada hari Jumat (26/2). Dengan demikian,mata uang Garuda kemungkinan akan bergerak di rentang Rp 14.200-14.350 per dolar AS hari ini.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...