Sri Mulyani Godok Aturan Bebas Pajak Penjualan Mobil hingga 2.500 cc
Sebelumnya, pemerintah membuka peluang pemberian insentif PPnBM untuk mobil baru di atas 1.500 cc yang digunakan kalangan menengah atas. Pemberian insentif untuk masyarakat kelas menengah ke atas masuk dalam pertimbangan karena kelompok ini memiliki kemampuan beli lebih besar di tengah pandemi.
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan, kemungkinan kebijakan tersebut bergantung pada hasil evaluasi atau efektivitas pembebasan PPnBM nol persen di bawah 1.500 cc pada tiga bulan pertama."Kami akan evaluasi terlebih dahulu," kata Susi dalam Dialog Produktif Semangat Selasa, Daya Ungkit untuk Ekonomi Bangkit secara virtual, Selasa (16/2).
Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalan menyatakan program insentif pajak 0% untuk mobil baru tak akan signifikan bila hanya menyasar kelas menengah bawah. Masyarakat kelas menengah ke bawah mengalami penurunan daya beli terbesar di antara kelompok lain karena terkena pemutusan hubungan kerja sehingga kehilangan pendapatan baik pekerja formal maupun informal. Sebaliknya, golongan kelas menengah atas berkontribusi kepada konsumsi masyarakat sekitar 80%, terbesar dari kelompok lainnya.
Piter menyebutkan bahwa jika golongan tersebut bisa dikembalikan tingkat konsumsinya, dampaknya akan sangat besar terhadap pertumbuhan permintaan. Ia pun menyarankan insentif diberikan kepada para konsumen kendaraan di atas 1.500 cc. "Akan lebih baik kalau insentif mobil baru disasar kepada masyarakat menengah ke atas," kata Piter dalam dialog yang sama.
Kendati demikian, usulan kebijakan insentif PPnBM mobil baru untuk kelas menengah atas tidak harus sama besarannya. "Mungkin bisa potongan pajak 50% saja sehingga dua golongan masyarakat ini keduanya bisa menjadi pemicu akselerasi pertumbuhan kembali konsumsi, khususnya di otomotif," ujarnya.