Rupiah Melemah Imbas Kebijakan Baru Bank Sentral AS

Agatha Olivia Victoria
22 Maret 2021, 10:01
rupiah, nilai tukar, kurs, rupiah melemah, rupiah sepekan
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Ilustrasi. Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia.

Dalam pertemuan yang berlangsung alot tersebut, AS menyebut Tiongkok sebagai ancaman stabilitas global. Namun, pihak AS mengaku telah menyampaikan hal-hal yang perlu disampaikan kepada pemerintahan Negeri Panda.

Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam memperkirakan, imbal hasil US Treasury AS  akan meningkat hingga 2.25%. Saat ini, Yield surat utang Negeri Paman Sam mencapai  1,75%., 

"Tingginya imbal hasil obligasi AS masih akan menjadi faktor penekan rupiah," kata Piter kepada Katadata.co.id, Senin (22/3).

Menurut Piter, semakin tinggi imbal hasil obligasi AS akan semakin memperkecil spread dengan yield obligasi di Indonesia. Kenaikan yield di AS didorong ekspektasi inflasi yang akan meningkat pada tahun ini. "Hal tersebut seiring membaiknya perekonomian di tengah guyuran likuiditas paket ekonomi Presiden AS Joe Biden," kata dia.

Ia menyebut, belum ada faktor yang mampu memperkuat rupiah pekan ini. Meski demikian, menurut Piter, kurs Garuda tidak akan melemah lebih dalam lagi. Rupiah hanya menunggu sentimen positif baru, terutama dari perkembangan pandemi.

Ia memperkirakan rupiah pada pekan ini akan bergerak sideways atau melemah pada awal pekan dan menguat di akhir pekan. Rupiah berpotensi bergerak di antara Rp 14.350-14.450 per dolar AS.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...