Rupiah Anjlok ke 14.612 per US$ Tertekan Kenaikan Yield Obligasi AS

Agustiyanti
12 April 2021, 10:29
rupiah, rupiah melemah, nilai tukar, kurs
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Ilustrasi. Kurs rupiah pagi ini melemah bersama mayoritas mata uang Asia.

Kepemilikan asing pada obligasi rupiah naik Rp 1,1 triliun menjadi Rp 956 triliun pada 08 April 2021 dibandingkan denga Sejalan dengan kenaikan yield UST pada hari Jumat.

Ia memperkirakan rupiah pekan ini akan bergerak di kisaran 14.550-14.650. Kenaikan imbal hasil obligasi AS seiring data inflasi yang meningkat akan menjadi sentimen utama penggerak rupiah. 

Sementara itu, Direktur PT TRFX Ibrahim memperkirakan rupiah berpotensi menembus Rp 15 ribu per dolar AS. Pergerakan rupiah terutama dipengaruhi oleh sentimen global.

Dikutip dari Reuters, indeks dolar yang melacak mata uang negeri Paman Sam ini terhadap sekeranjang enam rival, sedikit berubah pada 92,193 di awal sesi Asia. Ini menyusul penurunan 0,9% pekan lalu. Indeks dolar turun di bawah 92 pada Kamis untuk pertama kalinya sejak 23 Maret.

Hasil benchmark treasury 10 tahun berada di 1,6745% setelah turun serendah 1,6170% pada pekan lalu. Itu telah melonjak ke level tertinggi lebih dari satu tahun di 1,7760% pada 30 Maret.

"Kunci untuk prospek jangka pendek adalah apakah imbal hasil terus berkonsolidasi di sekitar level ini, atau berbaris lebih tinggi yang akan mendukung dolar," kata  ahli strategi National Australia Bank Tapas Strickland, seperti dikutip dari Reuters. 

Pergerakan dolar AS akan dipengaruhi oleh progres pemulihan yang cepat dalam ekonomi AS seiring percepatan peluncuran vaksin.

Data pada Jumat (9/4) menunjukkan bahwa kenaikan tahunan terbesar dalam 9,5 tahun untuk harga produsen AS, mendukung ekspektasi untuk inflasi yang lebih tinggi karena ekonomi dibuka kembali di tengah lingkungan kesehatan masyarakat yang membaik dan pendanaan besar-besaran dari pemerintah. Data harga konsumen AS akan dirilis Selasa.

Ketua Fed Jerome Powell berbicara pada hari Rabu di Economic Club of Washington. Dalam wawancara pada Minggu di "60 Minutes" CBS, Powell mengatakan ekonomi AS berada pada titik perubahan dengan ekspektasi bahwa pertumbuhan dan perekrutan akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan, tetapi ia juga memperingatkan risiko yang berasal dari pembukaan kembali yang tergesa-gesa. .

"USD memiliki beberapa potensi kenaikan minggu ini. Data ekonomi AS yang kuat akan menyoroti perbedaan antara pemulihan ekonomi AS yang cepat dan pemulihan yang lebih terhambat di negara maju lainnya," kata ahli strategi Commonwealth Bank of Australia Kimberley Mundy. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...