Utang RI Naik, Negara Mana dengan Rasio Utang Tertinggi Dunia?

Sorta Tobing
29 April 2021, 17:07
utang, kementerian keuangan, utang indonesia, utang ri, surat berharga negara, sbn
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi. Rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto per Maret 2021 sekitar 41,64%.
  1. Jepang dengan rasio utang terhadap PDB di 237,6%
  2. Yunani 181,8%
  3. Lebanon 146,8%
  4. Italia 131,8%
  5. Portugal 125,7%
  6. Sudan 121,6%
  7. Singapura 111,1%
  8. Amerika Serikat 105,2%
  9. Belgia 103,4%
  10. Mesir 103% 

Sedangkan negara dengan rasio utang paling rendah adalah:

  1. Makau 0%
  2. Hong Kong 0,1%
  3. Brunei Darussalam 2,8%
  4. Afghanistan 7%
  5. Estonia 9%
  6. Biotswana 14%
  7. Rusia 15,5%
  8. Arab Saudi 17,2%
  9. Republik Demokratik Kongo 18,1%
  10. Paraguay 19,5%
Dolar
Ilustrasi utang. (Arief Kamaludin|KATADATA)

Apa Arti Rasio Utang Terhadap PDB?

Investopedia menuliskan, ketika suatu negara gagal membayar utang, hal ini dapat memicu kepanikan finansial hingga ke skala global. Semakin tinggi rasio utang terhadap PDB, biasanya semakin tinggi risiko gagal bayarnya. 

Pemerintah setiap negara selalu berusaha menurunkan rasio tersebut. Namun, kondisinya akan sulit ketika negara berada di masa perang, resesi, krisis, atau pandemi. 

Dalam keadaan tersebut, pemerintah cenderung meningkatkan pinjaman untuk merangsang pertumbuhan dan meningkatkan permintaan.

Sebuah studi oleh Bank Dunia menemukan, negara dengan rasio utang terhadap PDB melebihi 77% dalam periode lama akan mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Setiap satu poin persentase utang di atas tingkat tersebut dapat merugikan 1,7% pertumbuhan ekonomi negaranya. Fenomena ini bahkan lebih terasa di negara berkembang. Setiap satu poin persentase tambahan utang lebih dari 64% maka pertumbuhannya melambat 2%. 

Jepang telah mengalami kondisi tersebut. Dengan populasi 126,3 juta orang rasio utangnya tertinggi secara global. 

Semua bermula pada peristiwa pecahnya pasar saham dan properti di 1991. Pemerintah di sana terpaksa menggelontorkan uang sangat besar untuk mencegah kebangkrutan massal sektor perbankan dan asuransi.

Paket stimulus plus populasi yang menua dengan cepat membuat pemerintah mengeluarkan biaya besar untuk kesehatan dan jaminan sosial. Utang Negeri Sakura melewati angka 100% dari PDB pada akhir 1990an.

Lalu, angkanya melonjak melebih 200% pada 2010. Dengan keluarnya paket stimulus untuk menangani Covid-19, banyak analisis memperkirakan rasio utang Jepang sekarang lebih tinggi lagi. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...