Rupiah Melemah Tipis Meski Dana Asing Masuk Rp 640 M Sepekan

Nilai tukar rupiah melemah 0,01% sepekan dan ditutup di level Rp 14.527 per dolar AS pada Jumat (9/7). Kurs Garuda melemah tipis meski terdapat aliran modal asing masuk sebesar Rp 640 miliar.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, dana asing masuk melalui pasar surat berharga negara (SBN) Rp 1,2 triliun. "Namun terdapat modal asing keluar dari pasar saham Rp 560 miliar," kata Erwin dalam keterangan resminya.
Sepanjang tahun ini, tercatat aliran modal asing masuk neto Rp 9,41 triliun per 8 Juli 2021. Sedangkan, premi risiko investasi alias credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun tercatat naik dari level 73,43 basis poin (bps) per 2 Juli 2021 menjadi 77,79 bps per 8 Juli 2021.
Selain itu, imbal hasil atau yield SBN Indonesia 10 tahun tercatat stagnan di level 6,51%. Sedangkan, yield obligasi AS berada di level 1,293%.
Rupiah melemah cukup tajam pekan ini karena kekhawatiran Covid-19 global dan domestik. Di sisi lain, pasar mengkhawatirkan arah kebijakan Bank Sentral AS, The Fed.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan, kekhawatiran telah berkembang bahwa varian Delta yang menyebar cepat dapat menghambat kebangkitan ekonomi global. "Bahkan perekonomian sudah mulai menunjukkan pelemahan," kata Ibrahim dalam hasil kajiannya, Jumat (9/7).
Akibat varian baru Covid-19 tersebut, beberapa negara kembali melakukan lockdown. Indonesia pun menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat.
Menurut Ibrahim, pasar terus memantau perkembangan PPKM Darurat yang sudah berjalan 1 pekan, tetapi perkembangan pandemi belum menurun. "Bahkan terus mencetak rekor dalam beberapa pekan terakhir," ujar dia.
Pasien positif Covid-19 bertambah 38.124 orang per hari ini. Total kasus mencapai 2.455.912 dengan 2.023.548 pasien dinyatakan sembuh dan 64.631 orang meninggal dunia. Sementara itu, pemerintah mencatat orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 100.839.
Angka kasus positif baru didapatkan dari pemeriksaan terhadap 142.005 orang. Adapun rasio positif terbesar didapatkan dari Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) seperti RT-PCR dan tes cepat molekuler yakni 39,2 persen.
Jika kasus baru tidak dapat dikendalikan dan terus bertambah, Ibrahim menilai Indonesia bisa mencatatkan kasus aktif yang lebih tinggi dan mendekati Rusia maupun India. Apalagi saat ini tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit telah mencapai 76% secara nasional.
Beberapa investor memperkirakan Fed akan membahas lebih lanjut pengurangan pembelian aset pada bulan Agustus ini. Namun, pasar tak memprediksikan pasar global akan mengalami krisis taper tantrum yang keras seperti yang terjadi pada 2013.
Notulen rapat kebijakan moneter Fed pada Kamis (8/7) menunjukkan kemungkinan pengurangan pembelian aset, terutama surat berharga kredit perumahan lebih cepat
Otoritas Moneter AS menunjukkan bahwa kondisi sektor perumahan Negeri Paman Sam telah membaik. Porsi surat berharga kredit perumahan dalam pembelian aset bulanan Fed adalah US$ 40 miliar dari total US$ 120 miliar.