Indonesia Sulit Keluar dari Negara Pendapatan Menengah Bawah, Mengapa?

Abdul Azis Said
14 Juli 2021, 06:40
negara pendapatan menengah bawah, bank dunia, pendapatan per kapita, struktur ekonomi
ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf/rwa.
Pendapatan per kapita Indonesia turun dari US% 4.050 menjadi US$ 3.870.

Bank Dunia kembali mengelompokkan Indonesia sebagai negara pendapatan menengah bawah seiring menurunnya pendapatan nasional per kapita pada tahun lalu. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai Indonesia sulit keluar dari kelompok negara berpendapatan menengah bawah akibat inkonsistensi dalam struktur ekonomi. 

Peneliti NDEF Ahmad Heri Firdaua mengatakan inkonsistensi terutama terlihat pada porsi tenaga kerja yang menumpuk di sektor-sektor dengan kontribusi minim terhadap Produk Domestik Bruto. "Kue ekonomi kecil diperebutkan banyak orang, sedangkan yang besar diperebutkan sedikit orang," ujar Heri dalam sebuah diskusi virtual, Selasa, (13/7).

Sebagian besar sumber daya manusia (SDM) Indonesia, menurut dia, bekerja di sektor pertanian dan perdagangan. Padahal, penyumbang terbesar PDB adalah sektor industri.

Berdasarkan data BPS, jumlah pekerja di sektor industri hanya menyumbang 13,6% dari total angkatan kerja pada  Februari 2021 yang mencapai 139,81 juta orang. Sementara itu, hampir sepertiganya atau 29,59% bekerja di sektor pertanian dan 19,2% bekerja di sektor perdagangan. 

Di sisi lain, sektor industri menyumbang 19,84% PDB pada kuartal I 2021, lebih tinggi dari sektor pertanian yang mencapai 13,17% dan perdagangan 13,10%.

Ia juga menjelaskan, ada  keterbatasan pada tenaga kerja untuk sektor tersier, seperti keuangan dan jasa yang sedang berkembang. Padahal, sektor jasa menuai pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. 

Hal serupa juga terjadi pada sektor informasi dan komunikasi Rata-rata jumlah tenaga kerja di kedua sektor ini mencapai kurang dari 1% terhadap total tenaga kerja. Namun, rata-rata upah pekerja pada dua sektor tersebut berada di atas rata-rata upah nasional. Kondisi-kondisi tersebut, menurut dia, memicu ketimpangan pendapatan penduduk. 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...