Rupiah Menguat Tipis di Tengah Pidato Kenegaraan Jokowi

Abdul Azis Said
16 Agustus 2021, 09:41
rupiah, nilai tukar, rapbn 2021, pidato jokowi
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi. Rupiah diperkirakan bergerak melemah jelang pembacaan pidato Presiden Joko Widodo hari ini.

"Data ekonomi AS, survei tingkat keyakinan konsumen AS bulan Agustus yang dirilis Jumat malam yang hasilnya menunjukkan pesimisme masyarakat, juga bisa membantu menahan penguatan dollar AS. Hasil ini mengindikasikan ekonomi AS belum siap dengan pengetatan moneter." kata Ariston.

Survei yang dibuat oleh Universitas Michigan menunjukkan sentimen konsumen mengalami perlambatan pada bulan Agustus sebesar 70,2. Nilainya mengalami penurunan 13% dari survei bulan sebelumnya 81,2. Laporan ini sekaligus yang terendah sejak tahun 2011.

Hasil survei ini mengindikasikan konsumen mulai bersiap untuk mengerme konsumsi dan inflasi diperkirakan akan kembali melambat bulan ini. Departemen Ketenagakerjaan AS pekan lalu telah merilis data inflasi bulan Juli yang masih tinggi sekalipun mulai menunjukkan perlambatan.

Indeks harga konsumen (IHK) bulan Juli tercatat sebesar 5,4% secara tahunan, nilai tertinggi dalam 13 tahun terakhir namun posisinya masih sama dengan bulan sebelumnya. Sementara secara bulanan, inflasi Juli tercatat naik 0,5%, lebih rendah dari kenaikan IHK bulan Juni yang naik 0,9% dari bulan sebelumnya.

Sementara di dalam negeri, pasar juga tengah menantikan pidato presiden pagi ini. Presiden Jokowi pagi ini akan berpidato di sidang tahunan MPR dan sidang bersama DPR-DPD RI. Selain menyampaikan pidato kenegaraannya, Jokowi juga akan menyerahkan rancangan APBN 2022 beserta nota keuangannya yang berisi sejumlah asumsi makro untuk tahun depan.

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan dan DPR pada bulan Juni telah menyepakati sejumlah poin target capaian ekonomi tahun depan. Dalam kesepakatan tersebut, pemerintah optimistis ekonomi akan tumbuh membaik di kisara 5,2% hingga 5,8% tahun depan. Nilai tukar rupiah juga dipastikan akan terjaga di level Rp 13.900 per dolar AS hingga Rp 14.800 per dolar AS, sementara tingkat inflasi di ramal berada di kisaran 2% hingga 4%.

Perkiraan lainnya, suku bunga obligasi pemerintah tenor 10 tahun akan berada dalam rentang 6,32% hingga 7,27%. Selanjutnya, tingkat pengangguran diharap bisa turun di 5,5% hingga 6,3%, begitu pun pada tingkat kemiskinan bisa ditekan turun tidak lebih dari 9%. Rasi gini diperkirakan 0,376 hingga 0,378 serta indeks pembangunan manusia (IPM) diharap bisa naik di angka 73,41-73,46.

Dari komponen APBN, pemerintah mematok target defisit yang lebih kecil tahun depan di kisaran Rp 808,2 triliun hingga Rp 879,9 triliun atau 4,51% hingga 4,85% terhadap produk domestik bruto (PDB). Belanja negara akan mencapai Rp 2.631,8 triliun hingga Rp 2.775,3 triliun, sedangkan pendapatan negara Rp 1.823,5 triliun hingga Rp 1.895,4 triliun.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...