Kewajiban Investasi RI Turun Jadi US$ 264,1 M Efek Pelemahan Rupiah

Abdul Azis Said
24 September 2021, 14:28
investasi, kewajiban investasi, dolar AS
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Kewajiban neto investasi internasional Indonesia pada kuartal II 2021 turun dari US$ 267,5 miliar pada kuartal sebelumnya menjadi US$ 264,1 miliar.

BI juga melaporkan posisi KFLN pada akhir kuartal II a meningkat 0,2% dari US$ 677,7 miliar pada akhir Maret menjadi US$ 679,1 miliar. Peningkatan posisi KFLN disebabkan oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio seiring persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik.

Bank Sentral mencatat, terjadi peningkatan pada posisi kewajiban investasi langsung sebesar US$ 3,7 miliar dan kenaikan kewajiban investasi portofolio US$ 2,5 miliar. Sementara posisi kewajiban investasi lainnya dan derivatif finansial turun masing-masing sebesar US$ 4,7 miliar dan US 100 miliar.

Kenaikan pada kewajiban investasi langsung bersumber dari penambahan penyertaan modal asing kepada perusahaan domestik di sektor nonmigas. Adapun subsektor yang menerima kucuran dana tersebut antara lain jasa logistik dan ekspedisi, perdagangan, dan industri pengolahan. Sementara itu, kenaikan pada kewajiban investasi portofolio dikarenakan arus masuk modal asing di pasar Surat Berharga Nasional (SBN) internasional, Surat Utang Negara (SUN) berdominasi rupiah, serta surat utang global korporasi di luar negeri.

BI memandang perkembangan PII Indonesia dengan kewajiban neto US$ 264,1 miliar, masih tetap terjaga dan mendukung ketahanan eksternal. "Hal ini tercermin dari struktur kewajiban PII Indonesia yang didominasi oleh instrumen berjangka panjang," ujar Erwin.

Berdasarkan jangka waktu asal alias original maturity, komposisi PII Indonesia neto pada akhir kuartal II 2021 didominasi oleh instrumen berjangka panjang yang mencatat kewajiban neto US$ 509,8 miliar. Sementara itu, instrumen berjangka pendek mencatat aset neto sebesar US$ 245,7 miliar.

Pada komponen aset, komposisi AFLN Indonesia masih didominasi oleh instrumen berjangka pendek sebesar US$ 279,6 miliar, atau 67,4% dari total nilai AFLN. Sementara dari sisi kewajiban, komposisi KFLN Indonesia didmoniasi instrumeb berjangka panjang sebesar US$ 645,2 miliar atau setara 95% dari total KFLN.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...