Rupiah Menguat di Tengah Penantian Rapat Dewan Gubernur BI

Abdul Azis Said
19 Oktober 2021, 10:53
rupiah, rupiah hari ini, dolar as, rupiah menguat
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Rupiah berpotensi menguat di kisaran Rp 14.050, dengan potensi resistance di kisaran Rp 14.110 per dolar AS.

Bank of America turut  melaporkan pendapatan di atas eksepktasi yakni US$ 22,87 miliar, lebih besar dari perkirakan US$ 21,8 miliar. Keuntungannya juga naik 58% menjadi US$ 7,7 miliar.

Raksasa jasa keuangan dan bank investasi lainnya yang juga melaporkan pendapatan moncer yakni Morgan Stenley. Perusahaan melaporkan pendapatan US$ 14,75 miliar, di atas ekspektasi US$ 14 miliar. Keuntungan kuartal III tercatat US$ 3,71 miliar, di atas laporan tahun lalu US$ 2,72 miliar.

Sementara itu, analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan rupiah berpotensi melemah hari ini di kisaran Rp 14.095-Rp 14.185 per dolar AS. Pelemahan terutama dipengaruhi yield US Treasury yang kembali naik setelah mulai turun sejak pekan lalu.

"Ekspektasi akan inflasi AS yang terus mengalami kenaikan dapat terus berdampak kepada pergerakan imbal hasil UST ke depan," kata Rully kepada Katadata.co.id.

Yield US Treasury kembali naik ke level 1,59% pada perdagangan kemarin (19/10) setelah berangsur turun beberapa hari terakhir setelah menyentuh 1,61% pada awal pekan lalu.

Pemerintah AS melaporkan inflasi bulan lalu sebesar 5,3% secara year-on-year (yoy) yang merupakan rekor tertinggi sejak lebih dari dua dekade terakhir. Kekhawatiran terhadap inflasi tampaknya akan mendorong banyak bank sentral untuk memperketat kebijakan moneternya.

Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) dijadwalkan memulai tapering off berupa pengurangan pembelian aset mulai pertengahan bulan depan atau pada Desember. The Fed akan mengakhiri pembelian tersebut pada pertengahan tahun 2022. Pasar mengantisipasi The Fed akan melanjutkannya dengan kenaikan suku bunga pada paruh kedua 2022. Hal ini setelah separuh anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan lalu melihat kenaikan suku bunga akan dilakukan lebih cepat dari rencana semula pada tahun 2023.

Inflasi yang terus memanas juga mendorong bank sentral Inggris (BoE) berencana mulai menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, kemungkinkan pada akhir tahun ini atau awal 2022. Sementara Dana Moneter Internasional (IMF) belum lama ini juga mengeluarkan peringatan kepada bank sentral dunia untuk terus memantau kenaikan harga-harga yang terus melonjak.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...