Modal Asing Kabur Rp 12 T dalam Sepekan Imbas Pengumuman Tapering Off

Abdul Azis Said
5 November 2021, 19:04
modal asing, aliran modal asing, nilai tukar rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Arus modal asing yang semakin deras keluar dari pasar keuangan tampaknya ikut menyeret pelemahan pada nilai tukar.

Usai pengumuman tapering off, kini fokus utama mulai beralih pada proyeksi kenaikan suku bunga. Pasar mengantisipasi The Fed akan memulai kenaikan bunga acuan lebih cepat dari rencana awal tahun 2023. Selain tekanan inflasi, kondisi pasar tenaga kerja akan menjadi pertimbangan utama selama beberapa bulan ke depan.

"Data ketenagakerjaan ini menjadi bahan pertimbangan The Fed untuk menaikan suku bunga acuannya bila data semakin membaik," kata Analis Pasar Keuangan Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Jumat (5/11).

Dari dalam negeri, laporan data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 tampaknya tidak begitu kuat mengungkit nilai tukar. Apalagi kinerja ini jauh di bawah ekspektasi pemerintah 4,5%.

Dua komponen pengeluaran yang selama ini menyumbang porsi besar ke perekonomian terpantau melambat karena PPKM. Restriksi menahan konsumsi masyarakat yang kemudian hanya tumbuh 1,03% secara yoy. Kinerja ini melambat dari kuartal sebelumnya yang berhasil tumbuh 5,96%. Selain itu invetasi juga hanya tumbuh 3,74%, kurang dari separuh kinerja kuartal sebelumnya 7,5%.

Di sisi lain, sentimen penguatan datang dari rilis beberapa data ekonomi awal pekan ini. IHS Markit melaporkan indeks PMI manufaktur Indonesia pada Oktober sebesar 57,2, naik dari bulan sebelumnya 52,2. Ini mengindikasi sektor manufaktur dalam negeri mulai ekspansi.

Pada hari yang sama, BPS juga melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan lalu mencatat inflasi 0,12% secara month-to-month (mtm). Ini merupakan pembalikan setelah bulan sebelumnya deflasi 0,04%.

Kenaikan harga tiket angkutan udara menjadi pemicu utama kenaikan harga-harga bulan lalu. Selain itu, inflasi tinggi juga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,1%, terutama karena kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng.

Selain itu, sentimen penguatan yang sempat terjadi pada awal pekan ini tampaknya juga dipengaruhi oleh keputusan pemerintah melonggarkan PPKM di sejumlah kota besar. Pemerintah menurunkan status Jakarta, Surabaya, Semarang dan beberapa kota lain di pulau Jawa menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM level 1.

Wilayah yang mengantongi status PPKM level 1 pun mendapatkan sejumlah pelonggaran pembatasan. Aktivitas bekerja dari kantor (WFO) diizinkan dengan kapasitas 75%. Pusat perbelanjaan bahkan sudah boleh beroperasi dengan kapasitas 100%. Sektor pasar modal, teknologi informasi, perhotal bisa beroperasi dengan kapasitas penuh.

Jam buka untuk restoran diperpanjang hingga pukul 22.00 WIB dengan kapasitas 75%. Taman, tempat wisata, kegiatan seni, pusat kebugaran, dan resepsi juga diizinkan beroperasi dengan kapasitas 75%. Dengan pelonggaran tersebut, perekonomian akhir tahun diramal bisa tumbuh lebih kuat dibanding kuartal ketiga.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...