BI: Ekonomi Pulih Tahun Depan, Pertumbuhan Akan Capai 5,5%
Untuk mencapai target pemulihan yang kuat tersebut, Perry menyebut dibutuhkan lima respon kebijakan strategis.
- Akselerasi transformasi sektor riil. Ini melalui implementasi proyeks strategis nasional (PSN), UU Ciptaker, reformasi kemudahan perizinan usaha, serta promosi investasi dan perdagangan.
- Sinergi stimulus fiskal dan moneter. BI akan membantu pemerintah memenuhi kebutuhan defisit anggaran yang mencapai Pemerintah merencanakan defisit anggaran tahun depan Rp 868 triliun. "Pada tahun 2020 sebesar Rp 473,4 triliun, tahun 2021 hingga kini Rp 143,3 triliun ditambah Rp 215 triliununtuk kesehatan dan kemanusiaan, lalu pada 2022 sebesar Rp 224 triliun dengan suku bunga rendah," kata Perry.
- Sinergi mendorong kredit dan transformasi keuangan. Perry mengatakan, bank sentral akan fokus mendorong kredit dunia usaha. Saat ini, terdapat sembilan sektor yang bersiap kembali menarik kredit, antara lain perkebunan, kimia-farmasi, hortikultural hingga makanan dan minuman.
- Digitalisasi ekonomi keuangan.
- Mendorong ekonomi keuangan yang inklusif, termasuk pengembangan keuangan, serta dukungan terhadap ekonomi dan keuangan hijau.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 4% pada tahun ini. Kinerja tahun ini bisa dipastikan lebih baik dibandingkan kontraksi 2,07% pada tahun lalu. Namun, pertumbuhan yang tidak signifikan tampaknya dipengaruhi kinerja kuartal I yang masih terkontraksi serta kuartal ketiga yang melambat akibat varian Delta.
"Kinerja kuartal IV tetap akan berpotensi rebound namun mungkin lebih normal, dan tentu dengan reballancing di berbagai kegiatan ekonomi seperti di Cina, AS dan Eopa akan mempengaruhi proyeksi kuartal keempat, termasuk tahun depan," kata Sri Mulyani.
Optimisme pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat akhir tahun ini ditopang sejumlah faktor. Dari sisi produksi, PMI Manufaktur RI melesat pada Oktober, neraca dagang juga terus mencetak surplus jumbo beberapa bulan terakhir. Dari sisi konsumsi, keyakinan konsumen juga semakin membaik seiring pelonggaran PPKM.