BI Cermati 5 Risiko Global, Tapering Off The Fed Hingga Aset Kripto
Dalam laporan Kajian Stabilitas Keuangan yang dirilis bulan lalu, BI memastikan akan terus memonitor transaksi kripto di tanah air seiring jumlah investor aset ini yang terus meningkat. BI memperkirakan jumlah investor kripto hingga Juni 2021 telah mencapai 6,5 juta. Jumlah ini bahkan dua kali lebih banyak dibandingkan investor di pasar saham sebanyak 2,4 juta.
Meski demikian, nilai dari perdagangan aset kripto ini cenderung masih kecil jika dibandingkan transaksi di pasar saham yang bisa mencapai Rp 35 triliun per hari. Bank Sentral menilai perdagangan aset kripto di dalam negeri masih bersifat early stage alias tahap awal. Hal ini terlihat dari fasilitas yang dimiliki oleh pedagang yang masih terbatas di pasar spot.
Keempat, semakin kuatnya tuntutan terhadap ekonomi dan keuangan hijau dari negara maju. Kelima, melebarnya kesenjangan dan perlunya inklusi keuangan, terutama antara negara maju dan berkembang.
"Dengan meningkatnya ketidakpastian global, kebijakan moneter akan mendukung stabilitas, sementara empat kebijakan lain yaitu makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pengembangan pasar uang, serta pengembangan UMKM dan ekonomi keuangan syariah akan tetap pro-growth," kata perry.
Perry mengatakan, kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah akan terus dilakukan sebagai upaya mitigasi atas normalisasi yang The Fed. Kebijakan suku bunga rendah juga akan tetap dipertahankan sampai ada tanda-tanda awal kenaikan inflasi.