Rupiah Menguat ke 14.326 per US$ Meski The Fed Percepat Tapering Off

Abdul Azis Said
16 Desember 2021, 09:59
rupiah, rupiah hari ini, the fed, tapering off
Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Ilustrasi. Rupiah pagi ini menguat meski The Fed mengumumkan percepatan tapering off dan potensi kenaikan bunga acuan tahun depan.

The Fed mengumumkan akan mempercepat tapering off atau pengurangan pembelian asetnya mulai bulan depan. The Fed mulai mengurangi pembelian asetnya senilai US$ 15 miliar sejak bulan lalu. Dengan rencana percepatan tapering ini, maka pengurangan aset digandakan menjadi US$ 30 miliar.

Jika tidak ada perubahan, The Fed diperkirakan mengakhiri pembelian asetnya pada Maret 2022, atau tiga bulan lebih cepat dari rencana awal pada Juni 2022. Setelah itu, bank sentral akan mulai menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun depan.

Meski pasar merespon positif langkah percepatan tapering off, Ariston juga mengatakan adanya potensi kenaikan bunga acuan pada tahun depan dapat menahan penguatan nilai tukar.

Berbeda dengan Ariston, analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan pengumuman percepatan tapering off The Fed akan memberi sentimen negatif ke rupiah. Oleh karena itu, ia meramal nilai tukar rupiah bergerak melemah ke arah Rp 14.368 per dolar AS, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 14.295 per dolar AS.

Meski begitu, pelemahan nilai tukar mungkin tidak akan terlalu dalam di tengah penantian pasar terhadap pertemuan Bank Indonesia. BI diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga rendah untuk mendukung pemulihan. Namun, pasar menantikan sikap BI terkait langkah The Fed yang makin agresif.

"Kemungkinan BI akan menyikapi juga sinyal dari The Fed ini, di samping keputusan BI tetap mempertahankan suku bunga yang diharap akan menopang pergerakan rupiah hari ini," kata Rully kepada Katadata.co.id.

Selain itu, sentimen positif dari dalam negeri juga masih terpengaruh rilis data neraca dagang November yang masih berhasil mencetak surplus. Badan Pusat Statistik mencatat, neraca perdagangan pada November 2021 surplus US$ 3,51 miliar, turun setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah pada Oktober sebesar US$ 5,74 miliar.

Penurunan pada nilai surplus neraca dagang November terutama karena nilai impor tumbuh lebih cepat dibandingkan ekspor. Nilai ekspor bulan November sebesar US$ 22,84 miliar, naik 3,69% dari bulan sebelumnya. Sementara itu, nilai impor Indonesia tercatat US$ 19,33 miliar, naik 18,62% dari bulan sebelumnya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...