Lelang Surat Utang Negara Diserbu Investor, Penawaran Capai Rp 77,5 T
Lelang Surat Utang Negara (SUN) pertama pada tahun ini diserbu investor. Pemerintah melepas tujuh seri SUN dengan total penawaran Rp 77,5 triliun.
"Total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan Rp 25 triliun," demikian isi keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, dikutip Rabu (5/1).
SUN itu terdiri dari dua seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan lima fixed rate (FR). Rincian penawaran tertinggi dan jumlah yang dimenangkan untuk masing-masing seri yakni:
- Penawaran tertinggi untuk seri SPN pada SPN03220406 sebesar Rp 12,6 triliun. Jumlah yang dimenangkan Rp 1 triliun.
- Penawaran untuk seri SPN 12230105 Rp 12,5 triliun. Jumlah yang dimenangkan Rp 2 triliun.
- Penawaran tertinggi untuk seri FR pada FR0093 Rp 26,8 triliun. Jumlah yang dimenangkan Rp 6,3 triliun.
- Penawaran seri FR0091 Rp 11,5 triliun. Jumlah yang dimenangkan Rp 7,5 triliun.
- Penawaran seri FR0090 Rp 7,3 triliun. Jumlah yang dimenangkan Rp 3,8 triliun.
- Penawaran seri FR0092 Rp 4,8 triliun. Jumlah yang dimenangkan Rp 2,8 triliun.
- Penawaran paling sedikit yakni seri FR0089 Rp 1,7 triliun. Jumlah yang dimenangkan Rp 1,5 triliun.
Tingkat imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan juga bervariasi. Rinciannya sebagai berikut:
- FR0092 6,86% atau yang tertinggi
- FR0089 6,84%
- FR0093 6,46%
- FR0091 6,26%
- FR0090 4,94%
- SPN03220406 2,7%
- SPN 12230105 2,99%.
SUN seri SPN yang dilepas dalam lelang kemarin merupakan penawaran baru alias new issuance. Tingkat kupon yang ditawarkan diskonto dengan tanggal jatuh tempo masing-masing SPN03220406 pada 6 April 2022 dan SPN 12230105 5 Januari 2023.
Untuk seri FR, mayoritas merupakan penawaran kembali atau reopening. Hanya FR0093 yang new issuance.
Tingkat bunga dan tanggal jatuh tempo pada seri tersebut berbeda-beda, antara lain:
- FR 0090, kupon 5,13% dengan tanggal jatuh tempo 15 April 2027
- FR 0091, kupon 6,38% dengan tanggal jatuh tempo 15 April 2032
- FR 0093, kupon 6,38% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juli 2037
- FR 0092, kupon 7,13% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juni 2042
- FR 0089, kupon 6,88% dengan tanggal jatuh tempo 15 Agustus 2051
Selanjutnya, pemerintah akan kembali menggelar lelang surat utang pekan depan. Dalam lelang nanti pemerintah bakal melepas enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk.
Lelang akan digelar pada 11 Januari dengan tanggal setelmen dua hari setelahnya. Lelang pekan depan mematok target indikatif Rp 11 triliun, atau lebih kecil dari hasil lelang SUN kemarin.
Seri sukuk yang dilepas antara lain new issuance untuk seri Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S) 12072022. Seri ini dilepas dengan tingkat kupon diskonto dan tanggal jatuh tempo 12 Juli 2022.
Selain itu, pemerintah akan melepas lima seri project based sukuk (PBS), yakni: PBS031, kupon 4% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juli 2024
- PBS032, kupon 4,86% dengan tanggal jatuh tempo 15 Juli 2026
- PBS029, kupon 6,38% dengan tanggal jatuh tempo 15 Maret 2034
- PBS034, kupon belum ditetapkan dan tanggal jatuh tempo 15 Juni 2039
- PBS033, kupon belum ditetapkan dan tanggal jatuh tempo 15 Juni 2047
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebelumnya berencana menggelar 24 kali penerbitan surat utang melalui lelang tahun ini. Namun untuk ketentuan tenor, size dan waktunya akan digelar fleksibel.
Selain itu, rencananya ada tujuh seri SBN ritel yang dilepas tahun ini, terdiri atas enam kali penerbitan SBN ritel dan satu kali cash waqf linked sukuk (CWLS) ritel.
Penerbitan SBN ritel tersebut terdiri atas dua kali seri ORI, dua kali SR dan SBR, serta ST009 masing-masing sekali.
"Pada 2022, rencana penerbitan SBN ritel kurang lebih sama dengan 2021. Namun kami meningkatkan targetnya kurang lebih target awalnya Rp 100 triliun. Nilai itu tetap fleksibel, sehingga plus minus kami lihat dari kondisi market dan respons dari investor," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Luky Alfirman dalam diskusi virtual dengan media pertengahan bulan lalu.