Marimutu Sinivasan Gugat Satgas BLBI, Ini Hamparan Bisnis Bos Texmaco

Amelia Yesidora
6 Januari 2022, 07:00
Marimutu Sinivasan Gugat Satgas BLBI, Ini Hamparan Bisnis Bos Texmaco
Pudjo Agen Property

Pekan lalu, Satuan Tugas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia alias Satgas BLBI mendapat hadiah akhir tahun berupa gugatan dari tauke Grup Texmaco, Marimutu Sinivasan. Dia melayangkan tuntutan setelah pemerintah menyita ratusan hektare aset Texmaco untuk menutupi utang perusahaan kepada BLBI

Grup Texmaco merupakan salah satu debitur prioritas Satgas BLBI yang memiliki utang Rp 31,7 triliun dan US$ 3,9 miliar atau setara Rp 55 triliun (kurs Rp 14.200) kepada negara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan utang-utang tersebut berstatus macet pada saat krisis. Bahkan, bank yang menjadi tempat meminjam uang Texmaco waktu itu sudah di ambang kebangkrutan. Pemerintah terpaksa menalangi pendanaan bank (bailout). Maka dari itu, utang Texmaco atas bank tersebut dialihkan ke pemerintah. 

Pada akhir tahun lalu, Satgas BLBI telah menyita 587 bidang tanah seluas 479,4 hektare milik Grup Texmaco yang terletak di lima daerah, yaitu:

  1. 519 bidang tanah dengan luas 333,3 hektare terletak di tiga kecamatan, yakni Kabupaten Subang, Jawa Barat.
  2. 54 bidang tanah seluas 124,8 hektare di Kelurahan Loji, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
  3. Tiga bidang tanah seluas 0,2 hektare di Kecamatan Pekalongan Barat dan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.
  4. 10 bidang tanah seluas 8,3 hektare di Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur.
  5. Sebidang tanah seluas 12,5 hektare di Kelurahan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat.

Kelahiran Texmaco dari Tangan Marimutu 

Omar Puirai Marimutu Sinivasan merupakan pria kelahiran Medan, 17 Desember 1937. Bos Grup Texmaco ini menempuh pendidikan dari sekolah dasar hingga universitas di kota kelahirannya. Namun, dia tidak menamatkan kuliah di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), sebab kadung bekerja di perusahaan perkebunan.

Tidak berlangsung lama, Marimutu merasa tidak cocok menjadi pegawai dan mulai berwirausaha. Bisnis pertama dimulai ketika dia berusia 21 tahun. Kala itu, Marimutu memilih usaha impor tekstil sebagai bisnis pertamanya, yang memang sudah akrab digeluti oleh orang-orang India. Dua tahun kemudian, Marimutu untuk merantau ke Pulau Jawa untuk meneruskan bisnisnya. 

Dalam beberapa literatur disebutkan, Marimutu membangun sebuah pabrik pemintalan tradisional di Pekalongan, Jawa Tengah dengan nama Firma Djaya Perkasa pada 1961. Pabrik inilah yang menjadi muasal lahirnya Grup Texmaco.

Nama perusahaan sempat berganti pada 1970 menjadi Texmaco Jaya. Texmaco sendiri adalah singkatan dari textile manufacturing company.

Seiring meningkatnya permintaan pasar, Texmaco pun gencar mendirikan pabrik di berbagai daerah. Tujuannya untuk menambah kapasitas produksi. Pada 1962, Marimutu juga mendirikan pabrik pembuatan polekat pertama di Jakarta. Polekat merupakan bahan baku untuk membuat sarung.

Selanjutnya, Marimutu juga mendirikan perusahaan batik dan pabrik penyelupan di tahun 1967. Disusul upayanya melebarkan sayap perusahaan ke Batu, Jawa Timur, dengan membeli pabrik batik pada 1972. Selang lima tahun kemudian, dia membangun pabrik poliester di Semarang. 

Akhir tahun 70-an, bisnis Texmaco semakin moncer berkat sentimen global. Kala itu, harga minyak sedang melambung tinggi dan memberi efek positif bagi ekonomi Indonesia. Pendapatan per kapita meningkat, daya beli masyarakat Indonesia meningkat, alhasil bisnis tekstil pun semakin laris. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...