BI Tahan Bunga Acuan, Perketat Kebijakan Lewat Aturan GWM

Abdul Azis Said
20 Januari 2022, 14:59
perry warjiyo, BI, bank sentral, kebijakan moneter, GWM
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memastikan kebijakan moneter pada tahun ini akan diarahkan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
  1. Kenaikan 50 bps menjadi 4 % dengan pemenuhan harian 1% dan rata-rata 3% berlaku 1 Maret 2022.
  2. Kenaikan 50 bps menjadi 4,5% dengan pemenuhan harian 1% dan rata-rata 3,5% berlaku mulai 1 Juni 2022.
  3. Kenaikan 50 bps menjadi 5% dengan pemenuhan harian 1% dan rata-rata 4% berlaku mulai 1 September 2022.

BI akan memberikan insentif jasa giro kepada bank umum konvensional, bank umum syariah, dan unit usaha syariah sebesar 1,5% yang memenuhi kewajiban GWM dalam rupiah secara rata-rata. 

Perry memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih tinggi pada tahun ini mencapai 4,7% hingga 5,5%. Sementara perekonomian pada tahun lalu diperkirakan mencapai 3,2% hingga 4%. Perkiraan tersebut didukung oleh peningkatan mobilitas sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk yang divaksinasi, pembukaan ekonomi, dan stimulus kebijakan yang berlanjut. 

Adapun perekonomian domestik, menurut dia, akan ditopang olehn perbaikan konsumsi, investasi di tengah terjaganya fiskal dan kinerja ekspor.

Di sisi lain, Perry memperkirakan pemulihan ekonomi global diprakirakan berlanjut di tengah kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron, tekanan inflasi yang tinggi, dan percepatan normalisasi kebijakan moneter di beberapa bank sentral. Pemulihan tersebut diprakirakan akan berlangsung lebih seimbang, tidak hanya bertumpu pada Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok,  tetapi juga disertai dengan perbaikan ekonomi Eropa, Jepang, dan India.

"Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi global tetap berlanjut hingga mencapai 4,4% pada 2022." kata dia. 

Meski demikian, ia memperkirakan ketidakpastian pasar keuangan global masih akan berlanjut sejalan dengan percepatan kebijakan normalisasi The Fed sebagai respons tekanan inflasi di AS. Hal tersebut mengakibatkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia.

BI pun memperkirakan nilai tukar Rupiah terjaga didukung oleh langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia dan ketahanan sektor eksternal Indonesia, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang berlanjut. Sementara inflasi tahun ini tetap akan terkendali dan mendukung stabilitas perekonomian.

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...