Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Capai 5% Kuartal IV 2021 Meski Ada Omicron

Abdul Azis Said
7 Februari 2022, 08:25
pertumbuhan ekonomi, omicron, makro
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Suasana deretan gedung bertingkat dan rumah permukiman warga di kawasan Jakarta, Selasa (21/12/2021). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan laju pertumbuhan ekonomi Kuartal IV 2021 diperkirakan berada di level 5%

Dari asesmen pemerintah, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pemulihan ekonomi akhir tahun semakin kuat setelah tekanan Delta di kuartal ketiga yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi hanya 3,51%.

"Momentum pemulihan ekonomi kita sudah juga menunjukkan  hal bagus, sesudah mengalami Delta, kita optimis di kuartal IV akan pulih cukup kuat, beberapa indikator dari estimasi BKF ada di sekitar 5%," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (19/1).

Pertumbuhan yang kuat di akhir tahun terutama didukung pemulihan dari sisi konsumsi dan investasi. Dari sisi konsumsi, kategori transportasi dan leisure yang tertahan saat lonjakan Delta tampaknya mulai pulih.

Sementara perbaikan di sisi investasi terutama karena membaiknya rantai pasok serta penyelesaian sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN). Di samping itu, tren surplus neraca perdagangan juga memberi dorongan pemulihan yang makin kuat sepanjang Oktober-Desember 2021.

Pertumbuhan Tahun 2021 Di Bawah 4%

Meski pemulihan cukup kuat di akhir tahun, namun sejumlah perkiraan menunjukkan perekonomian secara keseluruhan tahun 2021 diperkirakan masih rendah di bawah 4%. Sementara Sri Mulyani sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai titik atas dari proyeksi 3,5%-4%. Otoritas fiskal optimistis pertumbuhan bisa menyentuh 4% didorong pemulihan yang makin kuat di akhir tahun.

Kajian Bank Indonesia (BI) juga memperkirakan pertumbuhan ada di rentang 3,2%-4%. Bank sentral melihat pemulihan ekonomi semakin terakselerasi sampai akhir tahun ditunjukkan sejumlah indikator, antara lain mobilitas masyarakat, penjualan eceran, dan keyakinan konsumen. 

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 hanya di kisaran 3,46%. "Meskipun terbantu low base effect atau efek basis yang rendah dibanding 2020, tapi untuk tumbuh full year diatas 4% seperti nya masih over-optimis," kata dia kepada Katadata.co.id

Menurutnya, tekanan Omicron mulai terlihat di bulan terakhir 2021 yang tercermin dari penurunan tipis pada IKK. Sementara itu, dari sisi ekspor pun mulai turun akibat kemunculan varian baru tersebut.

Dari belanja pemerintah menurunnya juga kurang mendukung, terlihat dari serapan anggaran PEN yang tak sampai 90% dari pagu. Peran stimulus juga belum dirasakan optimal terhadap pemulihan sektor riil. Penerimaan pajak memang tinggi tahun lalu, tetapi menurutnya dari sisi realisasi belanja di beberapa pos masih belum memuaskan.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 sebesar 3,3%. IMF mengapresiasi langkah pemerintah dalam mengendalikan pandemi sepanjang tahun lalu yang dinilai telah berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan.

"Perekonomian pulih dengan kecepatan tinggi. Lonjakan varian Delta memperlambat pemulihan ekonomi pada pertengahan 2021, tetapi pertumbuhan meningkat pada kuartal keempat dan diperkirakan menguat selama 2022-2023," kata tim IMF Cheng Hoon Lim, Senin (25/1).

Sementara proyeksi Bank Dunia menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu sebesar 3,7% dan semakin kuat pada tahun ini menjadi 5,2%. Pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang tidak begitu signifikan menunjukkan dampak dari pandemi masih terasa. Namun, Bank Dunia mencatat output ekonomi Indonesia telah melampaui level sebelum pandemi. Kondisi ini tidak lepas dari lonjakan harga komoditas.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...