Rupiah Loyo ke 14.537 per US$ Tertekan Kekhawatiran Perang dan Inflasi

Abdul Azis Said
28 Maret 2022, 09:36
rupiah, rupiah hari ini, rupiah melemah
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Ilustrasi. Rupiah pagi ini bergerak melemah bersama mayoritas mata uang Asia.

Senada dengan Rully, analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan tertekan di rentang Rp 14.360-Rp 14.380 per dolar AS. Selain rencana rilis data ekonomi pekan ini, pelemahan juga masih dibayangi sentimen perang Rusia dan Ukraina.

"Belum ada perkembangan menuju kesepakatan damai. Perang telah memicu risiko inflasi dengan naiknya harga-harga komoditi dimana inflasi bisa menekan pertumbuhan ekonomi global," kata Ariston.

Sejumlah perkiraan menunjukkan inflasi akan naik pada tahun ini. Salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi terimbas perang. Dana Moneter Internasional (IMF) juga berencana memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Kenaikan bunga acuan The Fed yang diumumkan pertengahan bulan ini juga masih membayangi pergerakan rupiah, terutama seiring kenaikan imbal hasil (yield) US Treasury. Yield terus naik sejak beberapa pekan terakhir dan  mendekati level 2,5% pada akhir pekan lalu, tertinggi sejak Mei 2019. Kenaikan yield ini juga tidak lepas dari adanya rencana The Fed untuk menaikkan bunga lagi sampai enam kali di sisa pertemuan pembuat kebijakannya tahun ini.

"Kenaikan tingkat imbal hasil tersebut mengindikasikan pasar berekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS akan lebih agresif tahun ini," kata Ariston.

Sementara dari dalam negeri, menurut Ariston, sentimen kepada rupiah cukup positif. Ini terutama dipengaruhi pelonggaran aktivitas ekonomi dan surplus neraca perdagangan. Pemerintah sudah melonggarkan persyaratan untuk perjalanan baik domestik dengan menghapuskan syarat tes Covid-19 serta membolehkan masyarakat untuk mudik. Selain itu, masa karantian dari luar negeri juga sudah dihapuskan.



Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...