Indonesia Masuk Lagi Radar Investor Asing sebagai Negara Menjanjikan

Dicky Christanto W.D
Oleh Dicky Christanto W.D - Tim Riset dan Publikasi
6 April 2022, 16:58
Telaah - pasar saham turun karena minyak dan virus corona
123RF.com/Daniil Peshkov
Ilustrasi pasar keuangan

Indonesia, sebagai produsen CPO terbesar di dunia dan produsen batu bara terbesar ketiga dunia, tentunya mendapatkan manfaat berupa penguatan fundamental ekonomi.

Katarina melanjutkan, saat ini, Indonesia memiliki empat faktor fundamental kuat sehingga mampu menyokong stabilitas perekonomian.

Faktor pertama, cadangan devisa yang solid, yang bertengger pada US$ 141,4 milliar per Februari 2022. Lalu kedua, nilai tukar rupiah yang stabil, berada pada level sekitar Rp 14,000 sejak awal tahun.

Penyangga ketiga, surplus perdagangan yang tinggi. Surplus perdagangan Indonesia 2021 tercatat pada US$ 35, 34 miliar, sebagai yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

Lalu yang keempat, peningkatan ekspor, yang tercatat pada Agustus 2021 lalu mencapai US$ 21,42 miliar. Hal ini menyiratkan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia makin mendapatkan momentumnya.

Sementara itu, laju penurunan impor juga berlangsung konsisten, dengan nilai impor per Februari 2022 tercatat pada US$ 16,64 miliar, turun sebesar 8,64 persen dibanding Januari 2022.

Berdasarkan perhitungan pemerintah, pada periode 2021 hingga 2023, ekonomi Indonesia akan mampu bertumbuh 3 persen, 5,6 persen dan 6 persen.

Pada saat bersamaan, berkembangnya ekonomi hijau juga menghadirkan peluang yang cukup besar bagi Indonesia untuk meningkatkan tingkat perekonomiannya.

Indonesia saat ini tengah membangun pembangkit listrik dari energi terbarukan seperti sinar Matahari, Angin dan Air (Hidrogen).

Tidak hanya itu, Equity Research Analyst dari Credit Suisse Indonesia Timothy Handerson, menyatakan bahwa di masa depan, kocek Indonesia akan bertambah tebal seiring bertambah strategisnya nilai komoditas seperti tembaga dan nikel.

“Dua komoditas ini akan memainkan peran sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi hijau, seperti nikel yang adalah merupakan kompenen utama dari baterai kendaraan elektrik,” ujar Timothy.

Selain itu, tambah Timothy, investor masih akan tetap melirik sektor properti dan batu bara sebagai salah satu sektor pembawa keuntungan. Keberhasilan pemerintah dalam menentukan kebijakan akan berdampak langsung bagi iklim investasi.

Erwin Ginting, Kepala sub-direktorat Perencanaan dan Strategi Pembiayaan pada Kementerian Keuangan, mengakui bahwa Indonesia berada pada posisi yang cukup strategis dengan banyaknya peluang yang menjanjikan.

Erwin menambahkan bahwa hal ini tentunya menjadi sejalan dengan langkah pemerintah yang tengah bersiap untuk tancap gas, untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Salah satunya, ujar Erwin, saat ini kementerian keuangan telah menargetkan angka defisit APBN berada di bawah 4,85 persen. Hal ini akan berguna untuk konsolidasi fiskal pada 2023.

Tidak hanya sibuk menekan anggaran, pemerintah juga berjanji akan tetap memperhatikan pembiayaan UMKM supaya lebih berkembang.

“Berbagai strategi pembiayaan, terutama terhadap UMKM, juga akan segera dilakukan guna mendorong momentum,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...