Eropa Tunda Sanksi Impor Minyak Rusia Terganjal Persetujuan Hongaria
Langkah Uni Eropa (UE) memfinalisasi larangan impor minyak Rusia menemui hambatan setelah Hongaria mengajukan tuntutan baru yang mendesak penghapusan Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Patriakrk Kirill dari daftar individu yang terkena sanksi. Tanpa persetujuan Hongaria, Eropa tak dapat mengimplementasikan sanksi tambahan tersebut kepada Rusia.
Para pemimpin Uni Eropa pada awal pekan ini telah menyetujui secara prinsip paket sanksi ke-6 terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina yang antara lain mencakup larangan impor minyak Rusia. Utusan pemerintah Uni Eropa kemudian akan mengubah perjanjian politik itu menjadi teks hukum pada hari Rabu sehingga dapat mulai berlaku.
"Perjanjian ditunda karena Hungaria keberatan dengan sanksi terhadap Patriark Kirill," kata seorang diplomat UE, sebagaimana diberitakan oleh Reuters pada Kamis (2/6).
Patriakrk Kirill merupakan pendukung vokal Presiden Vladimir Putin dan perang di Ukraina. Selain meminta penghapusan Kirill dari daftar nama individu yang terkena sanksi, Budapest juga meminta agar diberikan hak untuk menjual minyak Rusia yang disuling. Selain itu, mereka juga meminta UE untuk membebaskan Hongaria dari proposal aturan saat ini yang akan melarang negara-negara pengimpor minyak dari pipa Dzuzhba untuk menjualnya kepada orang lain begitu larangan impor lintas laut diberlakukan.
Permintaan yang diajukan oleh Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban ini pernah ditolak pada pertemuan sebelumnya.
Mengutip laporan Bloomberg pada Kamis (2/6), sumber menyebutkan bahwa para duta besar UE akan bertemu lagi pada hari ini di Luksemburg untuk meloloskan paket sanksi keenam yang akan menargetkan Rusi. Seorang juru bicara dari pemerintah Hungaria tidak membalas permintaan komentar Bloomberg.
Sanksi di Uni Eropa memerlukan persetujuan bulat dari 27 anggota, tetapi Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban telah menahan keputusan terkait rencana tersebut selama berminggu-minggu. Sanksi yang diusulkan akan mencakup larangan impor minyak melalui laut pada awal tahun depan, tetapi untuk sementara membolehkan impor minyak mentah via pipa Dzuzhba sebagai konsesi ke Hongaria dan negara-negara yang bergantung pada pasokan Rusia.
Selama pertemuan para pemimpin pada Senin (30/5) lalu, UE memberikan jaminan bahwa Budapest dapat memperoleh pasokan minyak alternatif jika pengiriman dari pipa Dzuzhba terganggu.
Mengutip BBC, sanksi keenam UE terhadap Rusia mencakup larangan impor minyak Rusia jalur laut pada akhir tahun, dengan pengecualian sementara untuk minyak dari pipa Dzuzhba. Sanksi juga mencakup pembekuan terhadap bank terbesar Rusia, Sberbank, terputusnya Rusia dari sistem pembayaran Swift, dan penyensoran tiga siaran teleivisi milik negara Rusia.
Embargo minyak Rusia via jalur laut sekitar 90% dari perdagangan minyak Rusia dan Eropa, sehingga diperkirakan memberikan tekanan kepada Kremlin.
Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan sanksi akan dimulai dengan melarang pembelian minyak mentah dan produk minyak dari Rusia yang dikirim ke negara-negara anggota melalui pengiriman kapal laut. Hingga saat ini, pembelian minyak mentah melalui jalur pipa sementara ini masih diperbolehkan.
"Dewan sekarang harus dapat menyelesaikan larangan hampir 90% dari semua impor minyak Rusia pada akhir tahun. Ini adalah langkah maju yang penting," kata von der Layen dikutip dari Reuters usai hari pertama pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels pada Selasa (31/5).
Presiden Dewan Eropa Charles Michel berharap embargo minyak Rusia via jalur laut dapat memberikan tekanan kepada Kremlin karena mengurangi sumber pembiayaan perang. Charles menambahkan, dua pertiga dari minyak Rusia yang diimpor oleh UE datang melalui kapal tanker dan sepertiganya melalui pipa Druzhba.
Pipa Dzuzhba merupakan salah satu jaringan pipa minyak terbesar di dunia. Pipa ini memiliki panjang sekitar 4.000 kilometer yang membentang dari bagian timur Rusia ke titik-titik negara tetangga seperti Ukraina, Belarus, Polandia, Hungaria, Slovakia, Republik Ceko, Austria hingga Jerman.
"Ini segera mencakup lebih dari dua pertiga impor minyak dari Rusia, memotong sumber pembiayaan yang sangat besar untuk mesin perangnya. Tekanan maksimum pada Rusia untuk mengakhiri perang," kata Charles.
Uni Eropa sebenarnya memiliki ketergantungan cukup besar pada Rusia di sektor energi. Mengutip data Eurostat, Rusia merupakan negara asal impor produk energi terbesar bagi Uni Eropa. Dalam lima tahun terakhir, 33% produk energi di Uni Eropa diimpor dari Rusia.
Pada 2017, nilai impor produk energi Uni Eropa dari Rusia mencapai 85 miliar euro. Nilai ini kemudian meningkat menjadi 101,1 miliar euro pada 2018, lalu sempat turun menjadi 88 miliar euro pada 2019.