Sri Mulyani Sebut Resesi Ekonomi Global Makin Nyata, RI Perlu Waspada

Abdul Azis Said
19 Juli 2022, 14:41
sri mulyani, inflasi, suku bunga, kenaikan bunga, resesi ekonomo=i
Katadata/Desy Setyowati
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kenaikan inflasi di banyak negara maju dan sebagian negara berkembang telah diikuti oleh pengetatan kebijakan moneter, baik melalui instrumen suku bunga maupun pengetatan likuiditas.

Jika melihat berbagai indikator tersebut, Sri Mulyani tidak heran jika risiko Indonesia relatif kecil dibanding negara lain.

"Kalau disebutkan survei Bloomberg ada yang risiko resesinya hingga di atas 70%. Nah, Indonesia ada di ujung bawah. Itu menggambarkan indikator neraca pembayaran, APBN, ketahanan dari PDB kita dan juga dari sisi korporasi maupun rumah tangga," kata dia kepada wartawan di Nusa Dua, Bali, Rabu (13/7).

Kenaikan suku bunga menjadi salah satu penyebab ekonomi dunia berisiko melambat dan masuk ke jurang resesi. Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan memperkirakan tren suku bunga global akan terus meningkat hingga 2023 dan mendorong inflasi menurun.

Direktur Eksekutif IMF Kristalina Georgiev menjelaskan, harga sejumlah komoditas, termasuk minyak mulai menurun dalam beberapa bulan terakhir. Namun, bank-bank sentral harus mengerek suku bunga untuk mengendalikan inflasi meski terdapat risiko terjadinya resesi ekonomi. 

“Bank-bank sentral sedang melangkah untuk mengendalikan inflasi, itu adalah prioritas. Mereka harus terus berjalan sampai jelas bahwa ekspektasi inflasi tetap tertambat dengan kuat, ”kata Georgieva akhir pekan lalu, dikutip dari CNBC.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...