BPS: Industri Pengolahan Melambat karena Larangan Ekspor CPO

Abdul Azis Said
5 Agustus 2022, 11:34
industri pengolahan, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan industri pengolahan
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/tom.
Ilustrasi. BPS mencatat, subsektor makanan dan minum yang hanya tumbuh 3,68% secara tahunan pada kuartal kedua tahun ini.

Pendorong tingginya pertumbuhan di sektor ini terutama berasal dari subsektor pertambangan bijih logam. Subsektor ini tumbuh 22,37% karena peningkatan produksi tembaga dan emas.

Subsektor lainnya yang tumbuh kuat, yakni pertambangan batu bara dengan pertumbuhan 4,25%. "Kinerja ini seiring kenaikan permintaan luar negeri terutama saat Eropa melarang pembelian batubara dari Rusia, ini memberikan pangsa baru bagi kita," kata Margo.

Sektor pertanian yang berkontribusi 12,98% terhadap ekonomi Indonesia juga mencatatkan kenaikan pertumbuhan dari 1,19% pada kuartal pertama menjadi 1,37%. Kinerja ini ditopang subsektor perikanan yang tumbuh 2,73% karena peningkatan produksi perikanan tangkap dan budidaya. Subsektor tanaman pangan tumbuh 1,12% didorong peningkatan produksi tanaman padi dan optimalisasi lahan.

BPS melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal sebesar 5,44%, ini lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 5,01%. Berdasarkan andilnya, penyumbang terbesra berasal dari industri pengolahan 0,82 poin persentase, diiktui transportasi dan pergudangan 0,76 poin dan perdagangan 0,58 poin.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...