Inflasi AS Melandai Jadi 7,1%, The Fed Tak Agresif Lagi Naikkan Bunga?
Inflasi di Amerika Serikat semakin melandai pada November mencapai 7,1% secara tahunan. Inflasi ini lebih rendah dibandingkan ekpektasi para analis sebesar 7,3% maupun bulan sebelumnya sebesar 7,7%.
Mengutip CNBC, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, inflasi secara bulanan naik 0,1%. Indeks harga konsumen yang mengukur sekeranjang barang dan jasa ini lebih rendah dibandingkan hasil survei Dow Jones sebesar 0,3% secara bulanan dan 7,3% secara tahunan.
Inflasi secara tahunan pada November memang meski jauh di atas target Federal Reserve sebesar 2% untuk tingkat inflasi yang sehat. Namun, inflasi tersebut merupakan level terendah sejak November 2021.
Adapun inflasi inti, tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak naik 0,2% secara bulanan dan 6% secara tahunan. Ini juga lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan masing-masing sebesar 0,3% dan 6,1%.
Bursa saham AS menghijau usai laporan tersebut dirilis. Indeks Dow Jones naik 0,3%, S&P 500 0,73%, dan Nasdaq 1,09%.
“Mendinginnya inflasi akan mendorong pasar dan menghilangkan tekanan dari Fed untuk menaikkan suku bunga. Namun yang paling penting, ini memberikan kelegaan nyata bagi orang Amerika yang keuangannya telah terbebani oleh harga yang lebih tinggi,” kata Robert Frick, ekonom korporat di Navy Federal Credit Union.
Ia mengatakan inflasi yang lebih rendah terutama menjadi kabar baik bagi orang Amerika berpenghasilan rendah yang dirugikan secara tidak proporsional oleh inflasi.
Turunnya harga energi membantu menahan inflasi. Indeks energi turun 1,6% untuk bulan tersebut, sebagian karena harga bensin yang turun 2%. Harga makanan masih naik 0,5% secara bulanan atau 10,6% dari tahun lalu. Meski secara bulanan harga energi turun, inflasi energi masih lebih tinggi secara tahunan mencapai 13,1%.
Biaya untuk tempat tinggal yang merupakan sepertiga dari bobot CPI, terus meningkat. Ini naik 0,6% secara bulanan atau 7,1% secara tahunan.
Pelonggaran tekanan inflasi membantu memberi pekerja dorongan setelah berbulan-bulan melihat kenaikan upah jauh di bawah inflasi. Penghasilan riil rata-rata per jam naik 0,5% untuk bulan itu, meskipun masih turun 1,9% dari tahun lalu.
Inflasi menjadi salah satu komponen penting yang diperhitungkan The Fed untuk merumuskan kebijakan suku bunga. The Fed rencananya akan mengumukan kebijakan suku bunga pada Rabu (14/12) waktu Amerika Serikat atau Kamis (15/12) dini hari WIB.
Pasar memperkirakan The Fed tak lagi seagresif empat pertemuan berikutnya dan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps. The Fed telah menaikkan suku bunga mencapai 375 bps sepanjang tahun ini yang diperkirakan masih akan berlanjut hingga awal tahun depan.
Inflasi tinggi tak hanya dialami Amerika Serikat. Sebagian besar negara G20 juga dihadapkan pada lonjakan harga dipicu oleh disrupsi suplai barang yang diperparah perang Rusia dan Ukraina.