Sri Mulyani: Subsidi BBM Cs Lampaui 3 Kali Dana Abadi Pendidikan
Pemerintah menghabiskan anggaran sekitar Rp 551 triliun sepanjang 2022 untuk memberi subsidi energi, yang terdiri atas BBM hingga listrik. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut dana jumbo yang melampaui tiga kali dana abadi pendidikan, dikucurkan sebagai peredam untuk melindungi masyarakat dari kenaikan harga minyak dunia.
"Bayangkan subsidi Rp 551 triliun habis dalam satu tahun, sementara kalau dana abadi pendidikan yang dikelola LPDP nilainya sekitar Rp 120 triliun, uangnya utuh," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani saat kunjungan kerja ke Madura, Kamis (2/2).
Dana abadi pendidikan merupakan dana yang sengaja disisihkan, untuk menjamin keberlangsungan program pendidikan bagi generasi berikutnya. Tahun lalu, pemerintah menyisihkan dana abadi pendidikan senilai Rp 20 triliun, sehingga secara keseluruhan, dana abadi pendidikan Indonesia telah mencapai Rp 119,11 triliun. Dana abadi pendidikan itu dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Bendahara negara itu menjelaskan, hasil investasi dari dana abadi pendidikan oleh LPDP itulah yang kemudian dipakai untuk membiayai beasiswa pelajar Indonesia. Nilainya mencapai sekitar Rp 6 triliun pada tahun lalu. Dia menambahkan, dana LPDP telah membantu menyekolahkan lebih dari 30 ribu pelajar, dengan total alumni LPDP hampir 18 ribu orang.
"Bayangkan untuk melindungi masyarakat lewat subsidi energi, kita harus mengeluarkan dana lebih dari tiga kali lipat dari dana abadi di LPDP. Agar rakyat dan ekonomi bisa berjalan, pulih sesudah mengalami pukulan pandemi," kata Sri Mulyani.
Sementara itu, pemerintah dalam rencana awal mengalokasikan anggaran sekitar Rp 152,5 triliun untuk subsidi BBM hingga listrik tahun lalu. Namun pemerintah dan DPR pada Mei 2022 kemudian sepakat agar pagunya dinaikkan karena harga minyak dunia juga melonjak setelah perang Rusia-Ukraina meletus. Anggaran dipertebal lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp 502,4 triliun.
Meski demikian, dalam laporan sementara realisasi sampai akhir tahun, Kementerian Keuangan menyebut anggaran yang terpakai kemungkinan mencapai Rp 551,2 triliun. Ini artinya kembali bengkak sekitar Rp 48 triliun dari pagu yang sebetulnya sudah dinaikkan.
Pemerintah kemudian menaikan harga BBM subsidi Pertalite dan Solar sekitar 30 % . Namun Sri Mulyani berpandangan kenaikan itu relatif tidak setinggi negara lain. Menutnya, harga BBM di masyarakat bisa melonjak 'gila-gilaan' seperti di AS dan Eropa mencapai 200 % jika pemerintah tidak menambah anggaran pada Mei lalu.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan, pemerintah menggunakan pos belanja lainnya dalam APBN 2022 yang tidak terserap sepenuhnya untuk menutup pembengkakan sekitar Rp 48 triliun belanja subsidi energi tahun lalu.
"Kami lakukan optimalisasi dari sejumlah kegiatan yang anggarannya tidak terserap seluruhnya, sehingga kita dapat mengalihkan nya untuk membayar subsidi dan kompensasi," kata Isa dalam konferensi pers awal bulan lalu.