Anies Kritik Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan, Ini Kata Ekonom

Ferrika Lukmana Sari
24 November 2023, 06:02
Bakal calon presiden Anies Baswedan menyampaikan materi saat menghadiri US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, Selasa (24/10/2023). Acara bertema Mapping the Legacy, Navigating the Culture itu membahas rekomendasi iklim investasi Indonesia usai era pe
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Bakal calon presiden Anies Baswedan menyampaikan materi saat menghadiri US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, Selasa (24/10/2023). Acara bertema Mapping the Legacy, Navigating the Culture itu membahas rekomendasi iklim investasi Indonesia usai era pemerintahaan Presiden Joko Widodo.

Calon presiden (capres) nomor urut satu, Anies Baswedan mengkritik pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimatan Timur karena dinilai akan menimbulkan ketimbangan baru dengan daerah - daerah di sekitarnya.

Pandangan tersebut disampaikan Anies saat hadir dalam acara Dialog Terbuka Muhammadiyah di Universitas Muhammdiyah Surakarta, Jawa Tengah pada Rabu (22/11).

"Ketika tujuan membangun kota baru dan ibu kota baru adalah dengan alasan pemerataan, maka itu tidak menghasilkan pemerataan yang baru, mengapa? Karena itu akan menghasilkan sebuah kota baru yang timpang dengan daerah-daerah di sekitarnya," kata Anies dalam acara tersebut.

Dia menyebut, skor indeks pembangunan manusia di Jawa dan Sumatera berada di level 65% pada 2013. Namun skor tersebut baru dicapai wilayah Bali, Kalimantan pada 2022. Artinya, butuh waktu satu dekade bagi tiga wilayah tersebut meraih skor 69%.

"Bukan soal selisih itu 4 poin dan 5 poin. Tapi mengejar 5 poin itu satu dekade. Jadi ini ketimpangan, jika tidak dikoreksi, ini belum dimasukkan pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan, investasi serta indikator - indikator lainnya masukan satu saja. Ketimpangannya luar biasa," jelas Anies.

Anies menganalogikan, pembangunan satu kota di tengah hutan itu sesungguhnya menimbulkan ketimpangan yang baru. Ia menilai, pembangunan ibu kota baru itu tak berkaitan dengan tujuan pemerataan yang diharapkan.

“Kami melihat di sini problem, karena itu ini harus dikaji secara serius karena tujuan kita Indonesia yang setara, Indonesia yang merata, argumennya sama, tapi menurut kami langkahnya bukan dengan membangun satu kota, tapi justru dengan membesarkan seluruh kota yang ada di seluruh Indonesia," kata Anies.

Pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari dua ekonom yakni Ekonom Senior INDEF Mohamad Fadhil Hasan dan Direktur Celios Bhima Yudhistira. Keduanya sepakat dengan Anies, bahwa pembangunan IKN akan menciptakan ketimpangan sosial baru karena hanya fokus pada satu kota.

Apalagi, pembangunan ibu kota baru tersebut diperkirakan menelan dana hingga US$ 35 miliar atau setara dengan Rp 500 triliun. Menurut Fadhil, argumen pemerataan dari pemerintah dinilai tidak masuk akal karena mengalokasikan dana begitu besar hanya untuk satu tempat.

"Alokasi dana itu harusnya ke beberapa daerah dan beberapa tempat. Argumen Pak Anies itu, ingin menciptkan pusat - pusat ekonomi baru, pusat - pusat kota baru di beberapa tempat baru. Bukan investasi di satu tempat, yang akan timbulkan ketimpangan baru dengan daerah lain," jelas Fadhil kepada Katadata, Kamis (23/11).

Tak hanya soal anggaran yang begitu besar, akses transportasi menuju Kalimantan Timur dengan wilayah lain juga masih sulit. Untuk menjangkau wilayah Kaltim tersebut, harus menggunakan moda transportasi udara dan laut.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...