Investasi Asing Masuk ke IKN Rp 50 Triliun, Ada dari Asia hingga Eropa

Ferrika Lukmana Sari
23 Desember 2023, 18:28
IKN
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyampaikan pidato pada acara Simposium Demokrasi dan Deklarasi Pemilu Damai di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (23/12/2023). Acara yang dihadiri perwakilan Ketua umum BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) seluruh Indonesia tersebut mengambil tema Pemilu damai, investasi tumbuh untuk Indonesia maju.

Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menepis pernyataan Calon Wakil Presiden RI Mahfud MD dalam debat Pilpres 2024 kedua yang menyebut bahwa Ibu Kota Nusantara (IKN) minim investasi.

Menteri Bahlil menegaskan, bahwa pernyataan tersebut keliru karena pada kenyataannya sudah banyak perusahaan yang berinvestasi di IKN termasuk perusahaan dari luar negeri yang nilainya investasinya mencapai Rp 50 triliun.

"Yang dari luar Indonesia sekarang sudah deal investasi dan sudah masuk sekitar kurang lebih Rp 50 triliun," kata Bahlil dikutip dari Antara, Sabtu (23/12).

Bahlil menjabarkan bahwa investasi asing tersebut umumnya berasal dari perusahaan-perusahaan di Asia dan Eropa yang bergerak di sektor jasa, seperti perhotelan, mal, sarana pendidikan, dan rumah sakit.

Meski demikian, kata dia, investasi asing tersebut baru akan masuk pada kluster kedua setelah semua infrastruktur penunjang sudah selesai.

"Itu infrastrukturnya harus diselesaikan dahulu. Jadi, kluster pertama kebijakan kami adalah memprioritaskan investasi dalam negeri, mereka (investasi asing) masuk di kluster kedua," katanya.

Selain investasi dari negara luar, IKN juga diminati oleh investor dari dalam negeri. Tercatat beberapa perusahaan besar seperti Mayapada dan Agung Sedayu Grup telah menanamkan investasinya di Ibu Kota Nusantara.

"Memang benar ada Agung Sedayu Grup, Mayapada. Agung Sedayu bahkan sudah 40%-50% (progres pembangunan) hotel bintang lima. Kemudian ada juga rumah sakit dan sport center," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Bahlil juga menjelaskan skema pembiayaan pembangunan IKN berasal dari APBN dengan total nilai investasi Rp 400 triliun-Rp560 triliun, tergantung pada seberapa besar kenaikan inflasinya.

"Dari total itu, 20% dibiayai APBN, dan itu dilakukan bukan 1 tahun 2 tahun, melainkan 15 sampai 20 tahun sisanya itu investasi," ujar dia.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...