Rupiah Dibuka Melemah, Ekspektasi Penurunan Bunga The Fed Melandai

 Zahwa Madjid
8 Januari 2024, 09:28
Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Senin (20/11/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.445 per dolar AS, menguat 47,5 poin atau 0,31 persen dari perdagangan
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Senin (20/11/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.445 per dolar AS, menguat 47,5 poin atau 0,31 persen dari perdagangan sebelumnya.
Button AI Summarize

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah 0,16% ke level 15.516 pada perdagangan Senin (8/1). Pada pekan lalu, rupiah ditutup melemah 0,16% ke level 15.515 per dolar AS.

Sepanjang pekan lalu, rupiah cenderung melemah terhadap dolar AS setelah sentimen risk-off mendominasi pasar keuangan global. Sentimen risk-off adalah perilaku saat investor cenderung tidak ingin mengambil risiko. Rupiah terdepresiasi sebesar 0,76%

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka. Ibrahim Assuaibi, mengatakan melonjaknya rupiah disebabkan oleh para pelaku pasar yang mengurangi keyakinan bank sentral AS, The Fed, akan mulai memotong suku bunga pada awal 2024.

Para pedagang terlihat mengurangi ekspektasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada  Maret 2024, sementara cakupan penuh dari potensi pemotongan tersebut juga masih belum jelas.

“Alat CME Fedwatch melihat para pedagang menurunkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga pada Maret 2024 menjadi 62% dari 72% yang terlihat pada minggu sebelumnya,” ujar Ibrahim.

Dari dalam negeri, Ibrahim menilai pemerintah optimis kinerja neraca perdagangan Indonesia masih akan mencatatkan surplus di 2024. Adapun hingga November 2023, neraca perdagangan RI tercatat surplus 43 berturut-turut dengan nilai US$ 33,63 miliar.

Seperti diketahui, pemerintah juga menetapkan target neraca perdagangan Indonesia pada 2023 surplus sebesar US$3 8,3 miliar hingga US$ 38,5 miliar.

“Artinya, capaian yang sebesar US$ 33,63 miliar masih beum mencapai target yang ditentukan. Angka tersebut menurun US$ 16,91 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 50,54 miliar,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...