Rupiah Nyaris Tembus Rp 16.000/US$, Ini Antisipasi Bank Indonesia

Ferrika Lukmana Sari
29 Januari 2024, 17:32
Rupiah
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan M. H Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020).
Button AI Summarize

Rupiah berpotensi tembus Rp 16.000 per dolar AS pada tahun ini. Pelemahan nilai tukar rupiah ini akan meningkatkan harga barang dan jasa di pasaran sehingga perlu diantisipasi oleh Bank Indonesia (BI).

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menjelaskan, bahwa pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk berbagai sentimen di pasar.

"Bank Indonesia selalu ada di pasar untuk pemantauan semua hal yang dapat memengaruhi nilai tukar, dan apabila diperlukan, kami selalu siap melalui berbagai intrumen yang dimiliki," kata Erwin kepada Katadata.co.id, Senin (29/1).

Namun Erwin tak mau mengungkapkan secara detail terkait instrumen apa yang dikeluarkan BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Dia hanya bilang, BI selalu melakukan intervensi dibutuhkan tanpa mengumumkan ke publik.

Selain itu, bank sentral Indonesia ini juga tidak menargetkan berapa nilai tukar rupiah yang akan dijaga, tapi bagaimana menjaga rupiah tetap stabil. "Bank Indonesia memandang, faktor fundamental ekonomi Indonesia sangat kuat sebagai dasar bagi rupiah yang stabil," kata dia.

Bergantung Kondisi Politik

Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong menilai, rupiah bisa berpotensi tembus Rp 16.000 per dolar AS. Namun itu bergantung pada kondisi politik dalam negeri.

"Hal ini bergantung pada situasi politik di Indonesia sesuai Pemilu 2024. Kemudian juga dipengaruhi intesitas Bank Indonesia dalam mengintervensi pasar," kata Lukman.

Meski demikia, rupiah diperkirakan akan melanjutkan pelemahan karena kekhawatiran investor jelang Pilpres 2024 serta ekspetasi penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

BI Akan Stabilkan Rupiah

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan nilai tukar rupiah berada di rentang Rp 15.800-Rp 15.875 dalam jangka pendek. Sehingga, BI akan berupaya menstabilkan rupiah dengan berbagai cara.

"Melalui triple intervention (intervensi di pasar valas pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder," ujar Josua.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...