Uang Beredar RI Tembus Rp 8.739,6 Triliun pada Februari 2024

 Zahwa Madjid
Oleh Zahwa Madjid - Ferrika Lukmana Sari
22 Maret 2024, 14:36
uang beredar
ANTARA FOTO/Putu Indah Savitri/sgd/YU
Petugas bank menunjukkan lembaran uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (12/12/2023). Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (12/12) sore menguat tipis sebesar dua poin atau 0,01 persen menjadi Rp15.621 per dolar AS dari Rp15.623 per dolar AS.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam artis luas (M2) tumbuh hingga 5,3% secara tahunan atau year on year (yoy) pada Februari 2024. Pada masa Pemilu tersebut, peredaran uang di Indonesia mencapai Rp 8.739,6 triliun.

Asisten Gubernur Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, perkembangan uang beredar tersebut relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,4% yoy. Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 5,2% yoy dan uang kuasi sebesar 5,3% yoy.

Lebih lanjut, Erwin menambahkan, bahwa peningkatan M1 tersebut didorong oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR, serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

“Uang kartal yang beredar di masyarakat pada Februari 2024 sebesar Rp 911,7 triliun atau tumbuh 12,0% yoy,” tulis Bank Indonesia dalam Analis Perkembangan Uang Beredar dikutip Jumat (22/3).

Didorong Penyaluran Kredit

Selain itu, perkembangan M2 terutama didorong oleh penyaluran kredit. Tercata Penyaluran kredit pada Februari 2024 tumbuh sebesar 11,0% yoy lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,5% yoy.

“Aktiva luar negeri bersih juga tumbuh 2,3% yoy pada Februari 2024 setelah tumbuh sebesar 4,8% yoy pada bulan sebelumnya," ujar Erwin.

Sementara itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat (Pempus) turun menjadi sebesar 1,0% yoy pada Februari 2024, setelah tumbuh sebesar 1,9% yoy pada Januari 2024.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), mencapai Rp 8.193 triliun atau tumbuh 5,4% secara tahunan. Jumlah tersebut, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Januari 2024 mencapai 5,8% secara tahunan.

Meski melambat, DPK perbankan tetap naik, terutama dipengaruhi oleh simpanan korporasi yang naik 8,6% dan simpangan perorangan naik 3,2% pada Februari 2024.

Jika dirinci, simpanan perbankan terdiri atas giro, tabungan dan deposito. Tercatat simpanan giro tumbuh 6,4% yoy, tabungan naik 4,3% yoy dan deposito tumbuh 5,5% yoy pada Februari 2024.

Suku Bunga Simpanan dan Kredit

Erwin mengungkapkan, suku bunga kredit turun dan suku bunga pinjaman meningkat pada Februari 2024. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit mencapai 9,28%, atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 9,30%.

Sementara suku bunga deposito meningkat pada tenor 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan yang masing-masing sebesar 5,39%, 5,67% dan 5,80% pada Februari 2024. Setelah pada bulan sebelumnya berada di angka 5,38%, 5,62% dan 5,76%.

"Sedangkan suku bunga deposito dengan tenor 1 bulan dan 24 bulan masing-masing turun menjadi 4,60% dan 3,81%. Setelah tercatat sebesar 4,66% dan 3,78% pada bulan sebelumnya," kata Erwin.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...