Rupiah Diprediksi Melemah, Investor Waspadai Kebijakan Suku Bunga The Fed
Sejumlah analis memperkirakan pergerakan rupiah hari ini berpotensi melemah. Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana bahkan memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah pada hari ini cenderung terbatas.
“Pergerakannya agak terbatas, namun diharapkan terapresiasi di antara Rp 16.230 hingga Rp 16.330 per dolar AS,” kata Fikri kepada Katadata.co.id, Rabu (31/7).
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu pukul 08.48 WIB, pergerakan rupiah berada pada level Rp 16.300 per dolar AS. Level tersebut meningkat 19 poin atau sebesar 0,12%.
Menurut Fikri, sejumlah faktor akan memengaruhi pergerakan rupiah pada hari ini seperti hasil pertemuan Bank of Japan dan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada malam ini.
Sejumlah ekspektasi pasar juga akan mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini. “Ekspektasi berlanjutnya net buy di saham, SRBI, dan SBN. Lalu juga ekspektasi kembali terjadinya deflasi di Indonesia pada Juli yang hasilnya akan dirilis besok,” ujar Fikri.
Menanti Kebijakan The Fed
Senada dengan Fikri, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra juga melihat peluang pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Khususnya menjelang pengumuman kebijakan suku bunga The Fed.
“Potensi pelemahan ke arah Rp 16.350 dengan potensi support di sekitar Rp 16.250 dolar AS,” kata Ariston.
Ariston menjelaskan, data lowongan pekerjaan dan data tingkat keyakinan konsumen AS yang dirilis menunjukkan hasil yang lebih bagus dari ekspektasi. Membaiknya data AS ini akan mengurangi peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada tahun ini.
Sementara itu, Analis Komoditas dan Pasar Uang Lukman Leong memproyeksikan rupiah dibuka datar dengan kecenderungan melemah jelang pertemuan FOMC pada malam ini. “Investor juga mengantisipasi data manufaktur Cina pagi ini.
"Rupiah pada hari ini diperkirakan berada di kisaran Rp 16.275 hingga Rp 16.375 dolar AS,” ujar Lukman.