Rupiah Berpotensi Menguat Tipis Hari Ini Berkat Surat Utang dan Harga Minyak
Nilai tukar rupiah melemah 0,02% ke level Rp 15.491 per dolar Amerika Serikat pada Rabu pagi (28/8), berdasarkan data Bloomberg. Meski begitu, analis memperkirakan rupiah menguat tipis hari ini.
Analis pasar uang Ibrahim Assuabi menilai, salah satu faktor penyebab rupiah melemah yakni kekhawatiran konflik di Timur Tengah yang memanas. Israel dan Hizbullah saling mengirim rudal besar-besaran.
Hizbullah berupaya membalas Israel atas pembunuhan komandan senior bulan lalu.
Seorang jenderal tinggi Amerika mengatakan pada Senin (26/8), bahwa bahaya perang yang lebih luas sedikit mereda, tetapi potensi serangan Iran terhadap Israel tetap menjadi risiko.
Meskipun begitu, Ibrahim memperkirakan rupiah kembali menguat hari ini. "Mata uang rupiah fluktuatif, namun bisa ditutup menguat direntang Rp 15.420 hingga Rp 15.520 per dolar AS," kata dia, Rabu (28/8).
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memproyeksikan rupiah menguat kembali hari ini. Ia memprediksi rupiah naik tipis pada level Rp 15.390 - Rp 15.590 per dolar Amerika.
Faktor pendorongnya yakni hasil lelang Surat Berharga Negara atau SBN yang mencatatkan kenaikan incoming bids dan penurunan imbal hasil alias yield. Begitu juga dengan harga minyak dunia yang turun signifikan.
"Harga minyak Brent turun lebih dari 3%, sehingga mengurangi risiko inflasi global. Akan tetapi, membaiknya consumer confidence Amerika dan penantian data inflasi Australia agak sedikit menghambat apresiasi rupiah lebih kuat pada hari ini," ujar Fikri.
Analis komoditas dan pasar uang Lukman Leong memperkirakan rupiah menguat hari ini. Alasannya, dolar Amerika kembali tertekan setelah data manufaktur Fed Richmond yang mengecewakan.
"Namun penguatan rupiah akan terbatas oleh kekhawatiran situasi di Timur Tengah. Rupiah akan berkisar Rp 15.450 hingga Rp 15.550 per dolar AS," kata Lukman.