Pemerintah Masih Kaji Rencana Impor Minyak dari Rusia Usai RI Gabung BRICS

Mela Syaharani
17 Januari 2025, 13:53
impor
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Aktivitas Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (14/6/2022). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memprediksi Indonesian Crude Price (ICP) masih akan mengalami kenaikan sepanjang tahun ini bahkan bisa mencapai 50 persen dari level 2021, dimana harga minyak dunia saat ini sudah mencapai sekitar 120 dolar Amerika per barel yang disebabkan konflik di Rusia dan Ukraina.

Ringkasan

  • Asmindo kembali selenggarakan Iffina 2024 dengan target pasar mebel Indonesia mencapai US$ 7 miliar seiring proyeksi permintaan global US$ 766 miliar.
  • Iffina berkolaborasi dengan Interzum yang berfokus pada produk penunjang industri furnitur, diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri furnitur Indonesia.
  • Iffina 2024 ditargetkan menarik 15 ribu pengunjung, naik 20% dari tahun lalu, serta transaksi naik 30% dengan dukungan dari berbagai kementerian dan instansi terkait.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah tengah membahas peluang impor minyak bumi dari Rusia, menyusul keikutsertaan Indonesia dalam blok ekonomi BRICS. Penasihat Bidang Energi Presiden Prabowo Subianto, Purnomo Yusgiantoro, mengungkapkan bahwa pasokan energi Rusia yang sebelumnya banyak diserap oleh negara-negara Eropa kini dialihkan ke wilayah Asia Pasifik akibat konflik geopolitik Rusia-Ukraina.

“Mereka berpikir untuk memasukkan pasokan tersebut ke wilayah Asia Pasifik. Ini sedang kami bahas apakah akan ditangkap kesempatan ini,” ujar Purnomo dalam acara ‘Semangat Awal Tahun 2025’ yang disiarkan melalui YouTube IDN Times, Jumat (17/1).

BRICS, yang merupakan akronim dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, yang kini mencakup lebih dari 40% populasi dunia dan melibatkan banyak negara emerging market di Timur Tengah.

Purnomo menyebut bahwa BRICS memiliki potensi keuntungan signifikan di bidang energi. “Jadi BRICS kami lihat punya potensi keuntungan yang cukup baik di bidang energi,” ujarnya.

Harga Minyak dari Rusia Relatif Lebih Murah

Peluang impor minyak dari Rusia pertama kali diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Menurutnya, harga minyak Rusia relatif lebih murah akibat kesulitan negara tersebut menjual minyak di tengah perang dengan Ukraina.

“Ketika kita gabung dengan BRICS, kemudian ada peluang untuk kita mendapatkan minyak dari Rusia, selama itu sesuai aturan dan tidak ada persoalan, kenapa tidak?” kata Bahlil.

Ia juga menjelaskan bahwa selama ini Indonesia mengimpor minyak dari Timur Tengah, yang sebagian di antaranya kemungkinan besar berasal dari Rusia. Langkah ini, menurutnya, sejalan dengan asas politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia.

Bahlil menegaskan bahwa asas politik tersebut memungkinkan Indonesia untuk mengambil langkah yang menguntungkan negara, termasuk bergabung dengan BRICS maupun OECD.

Mempertimbangkan Untung-Rugi Impor Minyak dari Rusia

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, juga menyampaikan bahwa pemerintah masih mempertimbangkan untung-rugi dari opsi impor minyak dari Rusia.

“Sepanjang itu menguntungkan Republik Indonesia, bisa kita bicarakan. Kalau kita dapat lebih murah US$ 20 atau US$ 22, kenapa tidak?” kata Luhut dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/1).

Keputusan akhir terkait impor minyak ini akan bergantung pada evaluasi menyeluruh mengenai dampak ekonomi, geopolitik, dan kepatuhan terhadap aturan internasional.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...