BPS Catat Inflasi 1,65% pada Maret usai Deflasi Dua Bulan Beruntun

Agustiyanti
8 April 2025, 12:06
tarif listrik, inflasi, deflasi
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.
Warga mengecek meteran listrik di Rusun Benhil 2, Jakarta, Senin (3/2/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat program diskon tarif listrik 50 persen menjadi penyebab utama deflasi bulanan pada Januari 2025 sebesar 0,76 persen.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pusat Statistik mencatat, indeks harga konsumen atau IHK pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 1,65% secara bulanan usai deflasi selama dua bulan berturut-turut. Inflasi terutama didorong oleh kenaikan tarif listrik usai berakhirnya diskon yang diberikan pemerintah. 

"Inflasi 1,65% terutama didorong inflasi harga yang diatur pemerintah yang mengalami inflasi 6,53% dengan andil 1,16%," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam siaran pers, Selasa (8/4). 

Adapun komponen harga yang bergejolak mengalami inflasi bulanan sebesar 1,96% dengan andil inflasi 0,03%, sedangkan komponen inti mengalami inflasi 0,24% dengan andil 0,16%

Habibullah juga menjelaskan, inflasi tahunan pada Maret 2025 tercatat sebesar 1,03%, sedangkan inflasi tahun kalender baru mencapai 0,39%. 

Berdasarkan kelompok pengeluaran, menurut dia, inflasi secara bulanan terutama disumbangkan oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mencapai 8,45% dengan andil 1,18%. Sedangkan kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan inflasi 1,24% dengan andil 0,37%. 

Kelompok transportasi yang biasanya menyumbang inflasi saat bulan Ramadan justru mengalami deflasi 0,08% dan memberikan andil inflasi -0,01%. 

Sedangkan secara tahunan, inflasi terjadi pada seluruh komponen pengeluaran. Kelompok makanan, minuman dan tembakau mencatatkan inflasi 2,07%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,41%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,95%,  kelompok kesehatan sebesar 1,80%,  kelompok transportasi sebesar 0,83%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,17%, kelompok pendidikan 1,89%, dan  kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran  2,26%.

Sedangkan kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami deflasi 4,68%, demikian pula dengankelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,24%.

BPS juga mencatat, inflasi tertinggi secara tahunan dicatatkan di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 8,05%, sedangkan yang terendah di Provinsi Papua Barat Daya sebesar 0,24%.

Di sisi lain, deflasi terdalam terjadi di terjadi di Provinsi Papua Barat sebesar 0,23% dan Bengkulu sebesar 0,22%.

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan