Rupiah Diprediksi Menguat ke Rp16.450 per Dolar AS Usai Ekonomi RI Melesat 5,12%
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II 2025. Kinerja positif ini diperkirakan dapat mendorong penguatan rupiah.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memprediksi rupiah justru berpeluang menguat. Pelemahan dolar AS terjadi setelah data ISM sektor jasa di AS menunjukkan hasil lebih lemah dari perkiraan.
“Rupiah sendiri masih didukung oleh data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 yang lebih kuat dari harapan,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Rabu (6/8).
Dia memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp16.350–Rp16.450 per dolar AS.
Pandangan serupa disampaikan Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana. “Harapannya terapresiasi walau kemungkinan tipis ke level Rp16.340 per dolar AS hingga Rp16.440 per dolar AS,” kata Fikri.
Fikri mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 yang meningkat signifikan turut mempengaruhi pergerakan rupiah. Faktor lain yang memberi dukungan adalah hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang dinilai masih cukup baik.
Peluang Pelemahan Rupiah
Pertumbuhan ekonomi 5,12% justru menimbulkan tanda tanya dari sejumlah ekonom karena lebih tinggi dibandingkan kuartal I yang biasanya terdorong aktivitas momen ramadan.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai respons pasar cenderung skeptis terhadap data ekonomi tersebut. “Ekonomi tembus 5%, tapi banyak pelaku pasar tidak percaya,” ujar Ariston.
Ia menambahkan, sentimen global turut membayangi rupiah, terutama rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengenakan tarif baru pada sektor chip dan obat.
“Hal ini bisa membuat pasar masuk ke aset aman di dolar AS dan mendukung penguatannya,” kata Ariston.
Ariston memproyeksikan rupiah berpotensi melemah menuju Rp16.500 per dolar AS, dengan batas bawah sekitar Rp16.350. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat tipis 0,04% di level Rp16.383 per dolar AS pada perdagangan pagi ini.
