Ragam Insentif Mobil Listrik Negara Maju, Subsidi Hingga Rp 242 Juta

Happy Fajrian
Oleh Happy Fajrian - Cahya Puteri Abdi Rabbi
30 Maret 2021, 16:30
subsidi mobil listrik, mobil listrik
ANTARA FOTO/REUTERS/Antonio Bronic
Mobil listrik sedang di isi ulang di sebuah jalan di London, Inggris, Selasa (4/2/2020).

Pemerintah terus mendorong penggunaan mobil listrik di Indonesia. Hal ini terlihat dari Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan.

Untuk memuluskan transisi dari kendaraan berbahan bakar minyak atau internal combustion engine (ICE) ke mobil listrik, pemerintah juga memiliki kebijakan pendukung lainnya seperti adanya insentif pajak dan pembebasan dari aturan ganjil-genap.

Advertisement

Vice President & COO Hyundai Motor Asia Pacific Headquarters, Lee Kang Hyun mengatakan banyak negara maju yang memberikan subsidi kepada warganya dalam membeli mobil listrik, sehingga harganya menjadi lebih terjangkau.

“Indonesia mungkin masih belum bisa memberikan subsidi kepada konsumen, namun dengan kebijakan-kebijakan yang ada sudah menjadi langkah bagus untuk mendongkrak pasar mobil listrik kedepannya,” kata Lee Kang Hyun dalam acara IDE Katadata 2021, beberapa waktu lalu.

Berikut beragam insentif mobil listrik yang disiapkan oleh pemerintah di sejumlah negara yang berhasil dirangkum Katadata.co.id.

CLIMATE-CHANGE/ACCORD-BRITAIN
CLIMATE-CHANGE/ACCORD-BRITAIN (ANTARA FOTO/REUTERS/Antonio Bronic)

Singapura: Rp 210,2 juta

Singapura sangat ketat untuk urusan kendaraan. Luas wilayah Singapura yang sangat kecil membuat populasi kendaraan benar-benar diatur untuk mencegah kemacetan dan polusi udara. Oleh karena itu tidak mudah untuk membeli kendaraan di negara ini.

Ketika membeli kendaraan ada empat biaya tambahan yang harus dibayarkan konsumen di Singapura selain harga mobil tersebut, yakni additional registration fee (ARF), excise duty (cukai) dan GST (goods and services tax) atau pajak barang dan jasa, certificate of entitlement (sertifikat hak milik), dan marjin keuntungan yang diterima penjual.

Semua tambahan biaya tersebut akan membuat harga mobil di Singapura jauh lebih mahal, hingga lebih dari lima kali lipat harga aslinya. Misalnya Audi A4 yang memiliki harga SGD 33.215 (Rp 358,1 juta, asumsi kurs Rp 10.782 per dolar) per unit, harganya bisa melonjak menjadi sekitar SGD 188.000 (Rp 2,03 miliar).

Sementara mobil listrik memiliki harga jual yang jauh lebih tinggi dibandingkan mobil ICE. Oleh karena itu pemerintah Singapura memberikan diskon tarif ARF hingga 45%, atau maksimal SGD 20.000 sampai akhir 2021. Namun mulai tahun depan ARF untuk mobil listrik akan dihapuskan sampai Desember 2023.

Selain itu, pajak jalan raya untuk pemilik kendaraan listrik juga akan dipangkas. Jika dihitung dengan nominal uang, jumlah subsidi yang akan diterima pembeli mobil listrik di Singapura mencapai lebih dari SGD 19.500 atau Rp 210,2 juta.

Simak negara dengan populasi mobil listrik terbanyak di dunia pada databoks berikut:

Jepang: Rp 52,6 juta - 105,3 juta (BEV), Rp 296 juta (fuel cell/hidrogen)

Pemerintah Jepang saat ini telah memberikan subsidi sebesar 400.ooo yen (Rp 52,6 juta, asumsi kurs Rp 131,6 per yen) kepada pembeli mobil listrik. Namun subsidi tersebut akan dilipatgandakan menjadi 800.000 yen (Rp 105,3 juta) jika pembeli menggunakan listrik energi terbarukan di rumahnya untuk mengisi ulang mobil listriknya.

Subsidi ini tidak hanya berlaku kepada pembeli mobil listrik secara individu, tetapi juga perusahaan. Selain itu Jepang juga memberikan subsidi untuk pembelian mobil hybrid plug in sebesar 200.000 yen (Rp 26,3 juta) dan sebesar 2,25 juta yen (Rp 296,1 juta) untuk mobil berbahan bakar hidrogen.

Jepang telah menargetkan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca atau karbon dioksida (CO2) hingga menjadi 0 pada 2050.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement