BBM Solar Subsidi Sempat Langka, BPH Migas Kurangi Kuota Tahun Depan
BPH Migas memastikan kuota Jenis BBM Tertentu (JBT) solar bersubsidi pada 2022 ditetapkan sebesar 15,1 juta kilo liter (KL). Angka ini berkurang 4,43% dibandingkan kuota tahun ini yang sebesar 15,8 juta KL.
Anggota komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman mengatakan penurunan kuota solar bersubsidi pada tahun depan ini, sesuai dengan kesepakatan bersama anggota DPR. Oleh sebab itu, pihaknya akan semaksimal mungkin menjaga agar pasokan solar subsidi pada 2022 mendatang mencukupi.
"Tahun depan turun 15,1 juta KL ini menjadi perhatian kami di BPH migas, karena kita harus mendistribusikan solar ini secara baik sesuai dengan kebutuhan per daerah," kata dia dalam acara Energy Corner, Senin (15/11).
Menurut Saleh jika perkembangan ekonomi Indonesia ke depan mulai membaik, maka proyeksi kebutuhan solar pada 2022 akan sama halnya dengan kebutuhan pada 2021. Meski demikian, pihaknya akan tetap merencanakan serta mengendalikan kuota solar bersubsidi sehingga tidak melebihi dari kuota yang disepakati DPR 15,1 juta KL.
"Kami berharap akan ada juga peningkatan konsumsi Jenis BBM Umum (JBU) atau Dex Series yang non subsidi sebagai alternatif penggunaan solar yang terbatas," katanya.
Adapun hingga November 2021, realisasi penyaluran harian dari solar bersubsidi yakni mencapai 40 ribu KL per hari. Sedangkan untuk BBM jenis premium justru mengalami tren penurunan. Bahkan penggunaan premium hingga November ini hanya sekitar 2% dari total penggunaan BBM nasional.
"Ini menunjukkan penurunan karena meningkatnya pemakaian jenis BBM yang lebih bersih. Pertamax series yang semakin banyak digunakan," ujarnya.
Seperti diketahui, belum lama ini solar bersubsidi sempat mengalami kelangkaan di sejumlah daerah. Masyarakat pun harus mengantri untuk mendapatkan solar subsidi ini.
Namun, Pjs Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga-Sub Holding Commercial & Trading, Irto Ginting sebelumnya mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menyediakan BBM dan memastikan pasokan BBM dalam kondisi aman. Baik itu gasoline maupun gasoil.
Sementara, untuk solar subsidi Pertamina akan terus memastikan bahwa penyalurannya tepat sasaran. Antisipasi yang dilakukan antara lain memonitor real time stock, kebutuhan, dan konsumsi secara real time.
"Serta berkoordinasi dengan aparat serta stakeholder terkait untuk menindaklanjuti informasi jika terjadi pelanggaran atau penyelewengan penyaluran," katanya.