Susul Cina Kembangkan Logam Tanah Jarang, RI Bisa Bermitra dengan AS

Image title
14 Desember 2021, 15:06
logam tanah jarang
ANTARA FOTO/Anindira Kintara/Lmo/wsj.
Ilustrasi

Logam tanah jarang (LTJ) alias rare earth element saat ini menjadi komoditas penting di dunia, utamanya untuk bahan baku pendukung produk industri berteknologi tinggi hingga alat sektor pertahanan. Namun belum banyak negara yang mempunyai pengalaman untuk pemanfaatan mineral langka ini, salah satunya Indonesia.

Berdasarkan data survei geologis Amerika Serikat (AS) atau US Geological Survey, Cina menempati urutan pertama sebagai pemilik deposit LTJ terbesar dunia. Setidaknya pada 2020, negeri tersebut mempunyai deposit mencapai 44 juta ton atau 39,4% dari total deposit dunia.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan negeri tirai bambu tersebut saat ini menguasai 80% deposit logam tanah jarang dunia. Selain itu, Cina juga menjadi pemasok utama 17 jenis LTJ yang diperlukan untuk teknologi energi dan perangkat militer.

Dominasi Tiongkok atas pesatnya pengembangan LTJ di negara tersebut tak bisa dilepaskan dari pengalaman mereka yang sudah cukup lama berkecimpung dalam pengelolaan mineral langka ini. Sebab, pengembangan logam tanah jarang di Tiongkok sendiri menurut Fabby sudah dimulai sejak 1986 dengan pengembangan riset dan teknologi.

Setelah itu, Cina mengembangkan industri yang secara bertahap menguasai deposit LTJ dunia. "Untuk Indonesia, sukar rasanya bersaing dengan Cina," kata Fabby kepada Katadata.co.id, Selasa (14/12).

Meski begitu, untuk memulainya Indonesia saat ini dapat membangun strategi pemetaan dan pemanfaatan logam tanah jarang, melalui dukungan riset dan pemetaan potensi.

Selain itu, RI juga dapat memulai kemitraan dan pengembangan industri dengan beberapa negara lain. "Pilihan bermitra dengan Cina atau AS yang menguasai teknologi ekstraksi logam tanah jarang," katanya.

Meskipun menurut data BP Statistical Review of World Energy, Amerika hanya menempati urutan ke-6 di dunia dalam kepemilikan deposit terbesar mineral langka ini di dunia. Simak databoks berikut:

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...