SKK Migas Proyeksikan Lifting Migas Tahun Ini Tak Capai Target

Image title
20 Desember 2021, 17:26
lifting migas, produksi migas, skk migas
ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Petugas beraktifitas di sekitar Rig (alat pengebor) elektrik D-1500E di Daerah operasi pengeboran sumur JST-A2 Pertamina EP Asset 3, Desa kalentambo, Pusakanagara, Subang, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020). Pertamina EP menargetkan produksi minyak pada tahun 2020 sebesar 85.000 barel per hari (BOPD) dan gas 932 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

SKK Migas memproyeksikan produksi minyak dan gas bumi siap jual atau lifting migas pada tahun ini tak akan mencapai target. Lifting minyak diperkirakan hanya mencapai 660.000 barel minyak per hari (bopd) atau 93,6% target APBN, dan gas 5.505 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) atau 97,5% dari target.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, hingga November 2021 kinerja lifting minyak mencapai 657.000 bopd atau 93,2% dari target sebesar 705.000 bopd. Sementara lifting gas mencapai 5.492 mmscfd atau 97,4% dari target 5.638 MMSCFD.

"Outlook akhir tahun kami proyeksikan sebesar 660.000 bopd atau 93,6% untuk minyak, dan 5.505 mmscfd atau 97,5% untuk gas," ujarnya dalam Rapat Kerja SKK Migas Tahun 2021, Senin (20/12).

Sedangkan untuk capaian lain, Dwi menyebutkan penerimaan negara telah mencapai US$ 12,55 miliar setara Rp 182 triliun atau 172% dari target US$ 7,28 milar. Kemudian cost recovery sebesar US$ 6,55 miliar, serta reserve replacement ratio (RRR) mencapai 102,3% dari target.

"Untuk penerimaan negara, meskipun mengalami tantangan Covid-19 outbreak yang terjadi pada Semester-I 2021, kami bersyukur harga minyak dunia berangsur naik sehingga pada akhir 2021 dapat kami proyeksikan penerimaan negara akan mencapai US$ 13,92 miliar setara Rp 202 triliun atau hampir dua kali lipat dari target APBN," kata Dwi.

Pemerintah telah menetapkan target lifting 2022 sebesar 703.000 bopd dan 5.800 mmscfd. Dwi menyatakan optimismenya dalam mencapai target itu, meskipun entry point 2022 hanya berkisar 660.000 bopd.

"Asalkan para pekerja SKK Migas dapat melakukan langkah-langkah yang tidak biasa. Saya menekankan agar proses mana yang bisa dipercepat agar dipercepat. Kita tidak lagi bisa menjalankan business as usual," katanya.

SKK Migas juga telah mendapatkan minat dari beberapa investor tentang migas non konvensional (MNK) dan juga chemical Enhanced Oil Recovery (EOR) sudah mulai meningkat. Sehingga, dengan meningkatnya minat para investor, strategi terkait MNK dan EOR dapat lebih agresif di tahun-tahun ke depan untuk mendukung capaian produksi nasional di tahun 2030.

Di samping itu, Dwi juga mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Kementerian ESDM atas komitmen penuh dalam mendukung transformasi hulu migas dalam bentuk beragam insentif.

"Kami menyadari betul dukungan pemerintah utamanya Kementerian ESDM terhadap industri hulu migas masih sangat besar, hal ini direalisasikan dalam pemberian insentif baik fiskal maupun non fiskal," kata Dwi.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif menilai perekonomian nasional saat ini belum pulih sepenuhnya yang berdampak pada menurunnya penerimaan negara. Sedangkan pada saat bersamaan dibutuhkan biaya yang besar untuk menanggulangi dampak pandemi Covid-19 serta upaya memulihkan kembali aktivitas perekonomian.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...